SuaraBali.id - Kesenian tari di Bali rasanya tidak akan sulit ditemui. Pasalnya, hampir setiap daerah memiliki kesenian yang khas.
Tarian-tarian yang ada di Bali ini juga sering digelar sebagai pertunjukkan masyarakat sekitar dan para wisatawan.
Berbicara soal tari Bali, yang langsung muncul dibenak pasti ‘Tari Kecak’. Padahal masih banyak tarian khas Bali yang perlu dieksplor.
Salah satunya yaitu Tarian Sanghyang. Sebelum tari Kecak terkenal, ia merupakan tari pengiring Tari Sanghyang.
Namun Tari Kecak mengambil lakon Ramayana, sementara Tari Sanghyang sebagai pertunjukkan tanpa lakon tertentu.
Tarian Sanghyang menjadi bagian dari ritual Masyarakat Bali. Tarian ini ditampilkan sebagai salah satu cara menolak marabahaya.
Tak diketahui pasti kapan awal kemunculan Tari Sanghyang. Namun menurut cendikiawan tari dan karawitan Bali, I Made Bandem, tari Sanghyang sudah ada sejak lama.
Tarian ini adalah tarian kuno, peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang banyak ditemukan di daerah pegunungan Bali utara dan timur.
Ada banyak jenis tari Sanghyang, salah satunya yang cukup populer adalah tari Sanghyang Dedari. Tarian ini dibawakan oleh perempuan muda berjumlah dua atau empat orang.
Baca Juga: Viral! Turis di Bali Masuk Jalan Tol Pakai Sepeda Motor Tanpa Helm
Sebelum pementasan, para penari mengenakan kain serta busana berwarna putih. Mereka kemudian dibawa ke suatu tempat suci untuk melakukan upacara.
Penari akan diposisikan duduk bersimpuh. Juru kidung yang terdiri dari koor perempuan melantunkan nyanyian-nyanyian suci serta mantra-mantra.
Setelah kidung dan mantra dilantunkan, penari roboh dan ditopang oleh seorang pengemong kelompok. Hal ini menandakan bahwa penari Sanghyang Dedari sudah mulai kehilangan kesadaran.
Inti pertunjukkan ditandai dengan penari yang mulai bangun menari-nari berkeliling dalam keadaan kesurupan.
Apabila sedang ada wabah penyakit atau marabahaya tertentu, penari akan diarak berkeliling desa dengan maksud mengusir roh jahat.
Pertunjukkan diakhiri dengan memercikkan air suci dan pembagian bunga dari para penari kepada warga masyarakat. Kedua hal tersebut dipercaya mempunyai kekuatan magis yang dapat melindungi warga desa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah