Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 22 November 2023 | 10:17 WIB
Sejumlah kusir "Cidomo" (angkutan tradisional Lombok ) antre untuk menaikkan penumpang di kawasan wisata Loang Baloq Kelurahan Sekarbela, Mataram, NTB, (arsip/FOTO ANTARA/Ahmad Subaidi)

SuaraBali.id - Sosialisasi program pengolahan kotoran kuda menjadi sumber biogas sebagai pengganti gas alam kepada para kusir Cidomo yang menjadi alat transportasi tradisional lokal di Mataram mulai dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Tim kami di Dinas Perhubungan (Dihub) sudah melakukan sosialisasi ke para kusir Cidomo terkait program tersebut dan alhamdulillah bisa diterima oleh para kusir," kata Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram H Lalu Martawang, Selasa (21/11/2023).

Namun bukannya tanpa kendala, karena para kusir mengeluh gara-gara tak punya alat penampung kotoran kudanya.

"Untuk itu, langkah pertama kita mewujudkan program pengolahan kotoran kuda jadi biogas adalah membagikan alat penampung kotoran kuda," katanya.

Baca Juga: Jelang Pemilu, ASN di Mataram Hanya Boleh Foto Dengan Pose Salam Komando

Setelah disiapkan maka kotoran kudanya akan diangkut dan dikumpulkan pada titik yang disepakati.

"Kami tidak ingin setelah kusir menampung kotoran kuda, kemudian dibuang sembarangan," katanya.

Dengan demikian, harus ada satu wadah yang disiapkan untuk mengumpulkan kotoran kuda pada titik-titik tertentu salah satunya di areal pasar tradisional yang menjadi tempat bisa kusir Cidomo mangkal.

Ia berencana, pengolahan kotoran kuda menjadi biogas akan dipusatkan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan untuk menyuplai kebutuhan di Bumi Perkemahan RTH Pagutan.

Ketika ada kegiatan kemah, peserta tidak perlu membawa gas untuk kegiatan masak-memasak tapi mereka bisa menggunakan biogas sebagai alternatif energi yang sudah disiapkan oleh pihak pengelola.

Baca Juga: TGB Minta Ganjar Dan Mahfud MD Perbanyak Turun ke Masyarakat Agar Lebih Dikenal

"Itu tentu akan sangat membantu para peserta, apalagi biogas yang disiapkan berbasis lingkungan," katanya.

Dishub juga meminta untuk berkoordinasi dengan lembaga swadaya masyarakat yang peduli tentang masalah limbah kotoran kuda tersebut.

Salah satunya di Kecamatan Selaparang sebab Kecamatan Selaparang sudah memiliki embrio membuat biogas mini rumahan (BioMiru) dari sampah organik.

Selain itu di Kecamatan Sepalarang juga terdapat kandang kumpul, yakni di Kelurahan Karang Baru yang juga bisa menjadi lokasi uji coba biogas dari kotoran kuda.

Sementara data Dishub Kota Mataram menyebutkan, jumlah Cidomo yang beroperasi di Kota Mataram sekitar 400, namun sebagian besar berasal dari luar Kota Mataram. (ANTARA)

Load More