Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 01 November 2023 | 20:19 WIB
Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster saat ditemui di kawasan Sanur Kota Denpasar, Rabu (1/11/2023) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

SuaraBali.id - Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, Wayan Koster merespons terkait pencabutan baliho Ganjar-Mahfud dan bendera PDIP yang dicabut di Gianyar pada Selasa (31/10/2023) kemarin. Pencabutan itu dilakukan sebelum Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerjanya ke Gianyar.

Menurut Koster, asalkan pencabutan tersebut sesuai dengan protokol kepresidenan, dia tak mempermasalahkan hal itu. Selain itu, dia juga meminta agar tidak tebang pilih dengan hanya mencabut baliho dari partai tertentu saja.

“Kalau memang itu ada aturannya, aturan itu dijalankan dengan protokol atau protap di tempat acara saya kira itu wajar saja. Tapi saya kira semua (partai) jangan Cuma PDI Perjuangan aja, jangan Cuma Ganjar, ya semua (partai). Tidak ada masalah kita,” ujarnya saat ditemui di kawasan Sanur, Kota Denpasar, Rabu (1/11/2023).

Koster juga menilai tidak ada unsur politik dari tindakan penggusuran alat peraga sosialisasi politik itu. Menurutnya, hal tersebut diarahkan menjadi berbau unsur politik oleh pihak tertentu, padahal pihaknya sendiri tidak mempermasalahkan.

Baca Juga: Ganjar Pranowo: Jika Tidak Melanggar, Pencopotan Baliho Tidak Perlu Berlebihan

“Tidak ada (unsur politik), menjadi politis karena dipolitisin orang. Kan memang udah dari awal pemasangan jalan terus sampai sekarang pasang lagi,” imbuhnya.

Koster juga menyebut jika dia tidak mengarahkan anggota partai untuk membahas perihal hal tersebut dan memilih fokus untuk memenangkan kubunya pada Pemilu dan Pilpres 2024 nanti.

Menurut informasi yang dia terima juga, jika alat peraga tersebut sudah kembali dipasang di tempat semula sehingga tidak dipermasalahkan.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pencabutan baliho Ganjar-Mahfud dan sejumlah Bendera PDIP terjadi satu jam sebelum kunjungan Presiden Joko Widodo ke Gianyar. Video tersebut sempat viral dan ramai di media sosial.

Namun, Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya yang menginstruksikan pencabutan baliho tersebut sudah membuat klarifikasi jika pencabutan baliho tersebut adalah untuk menjaga estetika kota saat kedatangan presiden. Dia juga menjelaskan tidak ada motif politik tertentu.

Baca Juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai Meriahkan Halloween dengan Kostum Seram

“Yang dilakukan adalah menggeser sementara alat sosialisasi berupa baliho agar estetika terjaga dan setelah selesai kegiatan, alat sosialisasi baliho tersebut sudah terpasang kembali,” ujar Mahendra dalam video pernyataannya.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

Load More