Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Minggu, 06 Agustus 2023 | 09:00 WIB
Ilustrasi - Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu (1/11).

SuaraBali.id - Filosofi pakaian adat Bali pada dasarnya bersumber pada ajaran Sang Hyang Widhi, yakni Tuhan yang dipercayai memberikan keteduhan, kedamaian dan kegembiraan bagi umat Hindu yang mempercayainya.

Pakaian adat Bali pun ada bermacam-macam dengan gaya, keindahan serta nilai estetika tersendiri. Jenis pakaian adat ini mempunyai fungsi masing-masing, misalnya untuk persembahyangan, upacara pernikahan, kegiatan ada, kematian, dan sebagainya.

Pakaian adat Bali memiliki nama-nama yang berbeda. Adapun yang digunakan untuk wanita akan berbeda dengan yang dipakai untuk pria.

Perbedaannya adalah mulai dari bahan, model, bentuk, dan aksesoris dari pakaian adat tersebut.

Baca Juga: Tak Dipasang Sembarangan, Ini Makna Saput Poleng di Bali

Jika wanita mengenakan kebaya bali lengkap dengan aksesorisnya, maka pria mengenakan baju safari lengkap dengan udeng.

Baju Safari

Baju safari adalah pakaian tradisional Bali yang diperuntukkan untuk kaum pria. Desain baju safari mirip seperti kemeja yang dilengkapi dengan kerah dan kancing.

Pada bagian kanan dan kiri baju juga dilengkapi kantong atau saku. Baju ini berwarna putih bersih yang merupakan warna simbol kesucian.

Makna Baju Safari

Baca Juga: Sejarah Dan Makna Udeng yang Selalu Digunakan Pria Bali

Warna putih pada baju safari ini melambangkan kesucian dan kesakralan. Makna dari warna tersebut diharapkan agar masyarakat pria Bali bisa selalu menjaga kesuciannya.

Kontributor : Kanita

Load More