SuaraBali.id - Udeng, pengikat kepala di masyarakat Bali rupanya tak sekedar pengikat biasa. Udeng memiliki makna dan filosofis tersendiri.
Udeng ini menjadi salah satu bagian dari busana adat pria di Bali. Penutup kepala ini juga biasa disebut dengan nama destar.
Sejarah Udeng
Udeng bukan sekadar penutup kepala bagi masyarakat Bali. Dalam sebuah udeng, sejatinya kita bisa belajar tentang banyak hal. Udeng dipakai oleh kaum laki-laki Bali dan tak hanya digunakan oleh orang dewasa.
Anak laki-laki juga kerap terlihat mengenakan ikat kepala khas Bali itu. Udeng dipakai tak hanya oleh mereka dari kelompok kaya, tetapi juga oleh warga kalangan menengah ke bawah.
Setiap ikat kepala itu dibuat dari kain dan biasanya dibentuk secara manual, yang memerlukan keterampilan, kejelian, dan kesabaran.
Tak hanya itu, ikat kepala udeng biasanya dibuat dengan mempertimbangkan estetika dan filosofi yang terkandung di dalamnya.
Makna Udeng
Udeng atau destar dinilai sebagai simbol dari ngiket manah atau pemusatan pikiran. Tidak sembarang orang bisa membuat udeng, hanya tangan-tangan khusus dan terlatih.
Baca Juga: Media Asing Viralkan Gunungan Sampah Raksasa di Buleleng
Namun, udeng dapat digunakan oleh semua laki-laki di Bali, baik dewasa maupun anak-anak. Bahkan udeng juga menjadi bagian yang wajib dikenakan untuk kesempatan-kesempatan tertentu, misalnya upacara adat atau sembahyang.
Pada udeng, terdapat bentuk-bentuk lekukan yang juga memiliki makna. Lekukan pada bagian kanan membuat udeng terlihat tidak simetris dan tinggi sebelah. Bentuk ini menggambarkan bahwa penggunanya harus selalu berusaha melakukan kebaikan yang direpresentasikan ke arah kanan.
Kemudian pada bagian tengah kening terdapat ikatan yang melambangkan pemusatan pikiran. Ikatan udeng yang tinggi ditujukan agar pemikiran selalu lurus dan mengarah kepada Tuhan.
Makna berikutnya dilihat dari warna udeng, yakni putih. Warna putih polos mencerminkan kesucian, ketulusan, dan kemurnian diri. Terdapat juga konsep Trimurti ajaran Hindu dalam udeng. Ujung kain sebelah kanan melambangkan Wisnu, ujung kain kiri melambangkan Brahma, dan ujung kain yang mengarah ke bawah melambangkan Siwa.
Jenis Udeng
Ada tiga jenis udeng yang umum dikenal di Bali:
Berita Terkait
-
2 Film Pemenang Balinale Tembus Seleksi Awal Oscar 2026
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Harapan Bali United usai Rekrut Eks Gelandang Timnas Jepang U-23
-
Gelandang Timnas Jepang Gabung Bali United
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, La Suntu Tastio Mendapatkan Berbagai Pelatihan Usaha
-
Lewat BRImo, BRI Permudah Akses Reksa Dana Mulai Rp10 Ribu
-
Miliaran Rupiah Hilang! Ini Strategi Gubernur NTB Lawan Pemborosan Kendaraan Dinas
-
Resmi Dilarang! Kapolri Turun Tangan, Kembang Api Akhir Tahun di Bali Batal Total
-
5 Air Terjun Paling Eksotis di Bali Wajib Dikunjungi Wisatawan