Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 25 November 2022 | 15:44 WIB
Sejumlah warga mengantre membeli minyak tanah di pasar Oesapa, Kota Kupang. [ANTARA]

SuaraBali.id - Menjelang perayaan natal dan tahun baru, warga di Kota Kupang mengeluhkan kelangkaan BBM jenis minyak tanah. Warga mengeluh karena tidak kebagian jatah saat mengantri di pangkalan.

Persoalan ini pun akhirnya dijawab oleh Sales Branch Manager Rayon I NTT, Muhammad Herdiansyah.

Ia menyebut bahwa kuota minyak tanah memang sedang dilakukan pengurangan sesuai arahan dan kebijakan BPH Migas.

“Memang benar terjadi pengurangan kuota atas arahan dan kebijakan BPH Migas. Kami sebagai operator hanya menjalankan tugas sesuai kuota yang ditetapkan,” ujarnya Jumat (25/11/2022).

Baca Juga: Ngeri, Organ Tubuh, Tulang Sampai Kalung Rosario Ditemukan di Belakang Lab Undana

Muhammad Herdiansyah juga menyebut bahwa pihak BPH Migas telah melakukan peninjauan terkait pengurangan kuota tersebut, dan Pertamina masih menunggu arahan lebih lanjut.

“Penurunan sebesar 2,02 persen yaitu, sebesar 104.990 KL. Untuk sisa kuota November-Desember lebih rendah 16,19 persen yaitu, sebesar 15.865 KL dibanding realisasi 2021 periode yg sama,” ungkapnya.

Warga di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur kini resah akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak tanah menjelang periode Natal -Tahun Baru. Tak tanggung-tanggung kenaikannya ini mencapai 3 kali lipat daripada sebelumnya.

Keresahan Warga

Harga minyak tanah di Kupang per liternya kini menembus Rp15 ribu, dari harga sebelumnya sekitar Rp5 ribu per liter.

Baca Juga: Jelang Natal, Harga Minyak Tanah di Kupang dari Rp 5 Ribu Kini Capai Rp 20 Ribu

Bahkan ada pula yang menjualnya Rp 20 ribu per liternya.

“Sekarang susah cari minyak tanah. Kalaupun dapat harganya sekarang sudah sampai Rp15 ribu per liter,” kata Gerry, warga Kecamatan Alak, Kota Kupang, Kamis.

Menurut Gerry BBM minyak tanah ini sudah langka dua pekan terakhir. Warga pun terpaksa harus antre panjang demi dapat minyak tanah.

Bahkan kini keberadaan minyak tanah tersebut terkadang tidak mampu bertahan sampai sore, karena banyak yang membelinya dalam jumlah yang banyak.

“Sudah lama saya dan keluarga pakai minyak tanah. Sekarang mau pakai gas takut, kemudian juga harga gas juga mahal sekali bisa sampai Rp230 ribu per tabung untuk ukuran 12 kilogram,” ujarnya.

Menurutnya, untuk memasak menggunakan gas per tabung yang harganya Rp230 ribu sangatlah tinggi, apalagi dia mengaku hanyalah seorang buruh pelabuhan.

Load More