Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 24 November 2022 | 13:03 WIB
Sejumlah warga mengantre membeli minyak tanah di pasar Oesapa, Kota Kupang. [ANTARA]

SuaraBali.id - Warga di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur kini resah akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak tanah menjelang periode Natal -Tahun Baru. Tak tanggung-tanggung kenaikannya ini mencapai 3 kali lipat daripada sebelumnya.

Harga minyak tanah di Kupang per liternya kini menembus Rp15 ribu, dari harga sebelumnya sekitar Rp5 ribu per liter.

Bahkan ada pula yang menjualnya Rp 20 ribu per liternya.

“Sekarang susah cari minyak tanah. Kalaupun dapat harganya sekarang sudah sampai Rp15 ribu per liter,” kata Gerry, warga Kecamatan Alak, Kota Kupang, Kamis.

Baca Juga: 30 Rumah Dan Gereja Rusak Akibat Gempa Bumi 4 Detik di Kupang

Menurut Gerry BBM minyak tanah ini sudah langka dua pekan terakhir. Warga pun terpaksa harus antre panjang demi dapat minyak tanah.

Bahkan kini keberadaan minyak tanah tersebut terkadang tidak mampu bertahan sampai sore, karena banyak yang membelinya dalam jumlah yang banyak.

“Sudah lama saya dan keluarga pakai minyak tanah. Sekarang mau pakai gas takut, kemudian juga harga gas juga mahal sekali bisa sampai Rp230 ribu per tabung untuk ukuran 12 kilogram,” ujarnya.

Menurutnya, untuk memasak menggunakan gas per tabung yang harganya Rp230 ribu sangatlah tinggi, apalagi dia mengaku hanyalah seorang buruh pelabuhan.

Sementara itu Fitri, pemilik pangkalan minyak tanah yang ditemui di pangkalan minyak tanahnya mengaku bahwa dirinya terpaksa menjual dengan harga Rp20 ribu karena jumlah pasokan berkurang.

Baca Juga: Update Gempa Kupang, 8 Rusak Dan Rawan Ditempati

“Ada pengurangan pendistribusian BBM minyak tanah dari Pertamina, sehingga harganya kami naikkan,” ujar dia.

Saat ini, jika ada pasokan minyak tanah, hanya dalam beberapa jam langsung habis sehingga banyak juga warga tidak dapat.

“Jadi misalnya masuk pagi sekitar 200 liter, sampai jam 13.00 WITA sudah habis, karena banyaknya permintaan,” ujar dia.

Sementara itu Yosep warga di Pulau Adonara, Flores Timur yang juga sudah kurang lebih 10 tahun berjualan minyak tanah mengaku, sudah sebulan terakhir ini pasokan minyak tanah terhenti.

“Saat ini di pangkalan saya ada sekitar 50an jeringen dengan ukuran 5 liter sampai 20 liter mengantre untuk beli minyak tanah. Tetapi sayangnya sampai sekarang tidak ada lagi pasokan,” ujar dia.

Yosep mengaku belum tahu penyebabnya apa, tetapi dia mengutarakan harapannya agar secepatnya permasalahan terkait kelangkaan minyak tanah ini dapat segera teratasi oleh berbagai pihak terkait. (ANTARA)

Load More