Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 22 November 2022 | 14:54 WIB
Ni Luh Djelantik [Instagram @niluhdjelantik]

SuaraBali.id - Viral video Munas Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII 2022 di Solo diisi dengan adu jotos antar peserta di Hotel Alila Solo pada Senin (21/11/2022) jadi perbincangan

Video viral ini pun dikomentari pula oleh pengusaha perempuan asal Bali, Ni Luh Djelantik. Mantan politisi Nasdem yang dikenal sebagai pengusaha sepatu itu menyarankan pecat semua.

"Saranku, pecat semua anggota yang terlibat adu jotos, atau kalau ngeyel bikin saja divisi sendiri, divisi BAKU HANTAM. Begitu mau kalian ???," tulis Luh Djelantik.

Ni Luh Djelantik mengkritisi organisasi yang awalnya didirikan dengan tujuan mulia ini dan menyebut video viral itu memalukan.

Baca Juga: Musim Hujan di Bali, Wilayah Canggu Dan Ubud Banyak Minati Mesin Pemanas Air

"Sungguh sebuah tontonan memalukan. Apa sebenarnya tujuan mereka yang sampe pake besi mukulin temannya ini bergabung di organisasi yang tentukan didirikan dengan tujuan mulia ????Kalau acara munas kayak gini, gimana kalian akan jalankan usaha kalian dengan prinsip dan integritas ? Syarat utama jadi pengusaha panutan," ujarnya.

Tangkapan layar video anggota HIPMI adu jotos saat acara Munas di Kota Solo. [Instagram/@terang_media]

Selain itu Ni Luh Djelantik jadi pesimis terhadap para pengusaha yang bermental preman dengan memilih cara adu jotos seperti ini bisa go internasional.

"Kapan bisa go international kalau begini caranya ??? Sini keliling desa sama Mbok Niluh. Organisasi itu kalian jalankan bukan hanya untuk belajar tapi sekaligus jadi berkat, mengangkat harkat derajat anggota lainnya dan juga rakyat," ungkapnya.

Seperti diketahui, momen adu jotos Munas Hipmi itu beredar luas di berbagai platform pesan singkat dan media sosial. Dalam video viral, terlihat dua peserta terlibat kericugan hingga saling adu jotos.

Kronologi Ricuh Munas HIPMI

Baca Juga: Disnaker Mulai Hitung UMP Bali 2023 Hari Ini

Kericuhan Munas Hipmi itu terekam dalam video yang beredar luas di berbagai platform pesan singkat.

Dalam video durasi 55 detik itu, tampak dua peserta terlibat kericuhan sampai saling adu jotos.  Sejumlah peserta lainnya bahkan mengambil benda di sekitar mereka kemudian dilemparkan ke peserta lain.

Selain di area tempat makan, ada juga keributan hingga ke panggung utama dalam sebuah ballroom.

"Turun semunya, turun!" teriak seseroang dalam video viral. Peserta lainnya tampak berusaha melerai pertikaian itu. Kemudian beberapa saat terlihat pihak keamanan datang untuk melerai keributan

Sejumlah orang yang memakai batik HIPMI nampak adu mulut sampai adu jotos pun tak terhindarkan.

Adu jotos diduga terjadi karena terlalu banyaknya interupsi di ruang sidang yang akhirnya membuahkan skorsing selama 2 x 15 menit. Setelah skorsing berakhir, sidang kembali dilanjutkan.

Acara memalukan ini terjadi pada malam hari, padahal pagi harinya Munas HIPMI dibuka oleh Presiden Jokowi sejumlah petinggi negara seperti Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan para menteri.

Ketua Organizing Committe (OC) Munas HIPMI XVII, Muhammad Ali Affandi, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kericuhan hingga adu jotos tersebut. Ia mengatakan ada kesalahpahaman hingga menyebabkan keributan.

"Iya, benar, (kericuhan hingga adu jotos), kejadian itu terjadi di luar sidang pleno Munas karena ada kesalahpahaman," ujar Muhammad Ali Affandi pada Selasa (22/11/2022) sebagaimana dikutip dari suara.com.

Selain itu disebutkan bahwa kejadian itu di luar dan sudah selesai sidang pleno ditutup.

"Itu di jalan keluar gitu, kalau saya lihat miss komunikasi, salah paham," sambungnya.

Masih Diselidiki 

Panitia acara pun masih menyelidiki terkait kejadian itu. Pasalnya ada banyak versi informasi terkait persoalan tersebut hingga muncul keributan.

"Kita lagi cek dan selidiki karena ini berbagai macan versi kan," lanjut Muhammad Ali Affandi. 

Guna menyelesaikan persoalan yang terjadi ini akan diutamakan dilakukan dengan mediasi dan kekeluargaan.

"Kita utamakan kekeluargaan, jadi mau dimediasi. Prinsipnya untuk menghindari miss komunikasi, ini sedang saya cek," pungkasnya.

Load More