Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 26 Mei 2022 | 18:00 WIB
Ilustrasi hutan tropis. [pixabay]

Namun suara misterius dari bekas Kedatuan Besari muncul menasihati prajurit.

"Suara itu muncul, mengatakan jika semua orang ikut hilang, siapa yang akan menceritakan kisah ini ke generasi berikutnya," kata Amiq Kholid.

Dari kejadian tersebut, hingga saat ini secara turun-temurun kisah hilangnya Desa Besari menjadi cerita masyarakat setempat yang hidup di komunitas itu.

Museum Desa Amiq Kholid juga mendirikan sebuah museum yang diberi nama Museum Desa Genggelang.

Baca Juga: Dua Warga Prancis Selamat dari Kandasnya Kapal Ikan Terbang di Sumbawa

Di sana, beberapa benda peninggalan Kedatuan Besari dapat dijumpai. Benda-benda tersebut berupa rompi raja Besari hingga lampu minyak.

Di sana juga ada lontar yang mengisahkan kedatuan pertama di Lombok dan peta batas wilayah kedatuan. Ada juga tempat tinta yang digunakan Carik (sekretaris negara), alat khitan zaman dulu, gelang, aneka piring dan lainnya.

"Ada juga papan Warige untuk ilmu astronomi atau perbintangan zaman dulu," ujarnya.

Cerita Mistis Meskipun Desa Besari telah hilang namun desa tersebut dikabarkan daro mulut ke mulut sering muncul dan menunjukkan wujud kepada orang luar desa yang berada di sana. Saat gempa Lombok 2018, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Jawa Barat membentuk posko di pintu masuk Air Terjun Kerta Gangga yang berada sangat dekat di lokasi Desa Besari. Relawan gempa melayani pengobatan untuk masyarakat.

"Anehnya banyak warga datang berobat jam 2 dini hari sampai subuh," ujar Amiq Kholid.

Baca Juga: 2 Pria Terduga Penganiaya Anggota Polda NTB Ditangkap

Pasien-pasien yang berobat di sana justru sangat asing dan bukan berasal dari Desa Ganggelang. Keesokan harinya saat dokter melihat catatan nama pasien, nama pada catatan tersebut justru menghilang sendiri, demikian cerita Amiq.

Load More