Namun, manakala fitoplankton yang jumlahnya miliaran sel ini mati secara bersamaan maka proses perombakan atau dekomposisi/pembusukan menjadi bahan anorganik, membutuhkan oksigen dalam kuantitas yang besar pula.
Maknanya, kondisi yang sebelumnya aerob atau ada oksigen bisa berubah menjadi anaerob, konsekuensi dari konsumsi oksigen secara masif. Selain itu, pada malam hari ketika berhenti berfotosintesis, fitoplankton juga berespirasi yang mengonsumsi oksigen dalam jumlah yang besar pula.
Dosen IPB University itu memaparkan, mengingat sangat melimpahnya populasi fitoplankton maka kelangkaan oksigen di kolom air kemungkinan bisa terjadi oleh beberapa hal.
Di antaranya yaitu terhambatnya difusi oksigen dari udara ke kolom air akibat tertutup oleh lapisan serupa jelly, penggunaan oksigen yang sangat banyak untuk proses dekomposisi fitoplankton yang mati. Oleh karena itu, ikan dan biota laut dapat mengalami kematian karena kekurangan pasokan oksigen.
Fenomena blooming fitoplankton memang secara berkala terjadi di perairan laut. Sebagai contoh, kejadian blooming Trichodesmium kelas Cyanophyceaa di perairan laut Kepulauan Seribu pada 15 Oktober 2020 dengan kelimpahan tertinggi sekitar 58 milyar sel per liter. Laporan kajian ini telah dipublikasi pada Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (JPLB) (https://www.bkpsl.org/ojswp/ index.php/jplb/article/view/92/72).
Fenomena blooming di Kepulauan Seribu ini tidak setebal di Teluk Bima. Hal ini bisa diklarifikasi karena perairan laut Kepulauan Seribu merupakan perairan terbuka, sehingga blooming Trichodesmium tersebar, tidak terkonsentrasi, sehingga kelimpahannya relatif lebih kecil dari blooming di Teluk Bima. Kajian blooming di Kepulauan Seribu terselenggara atas kolaborasi PPLH IPB University dan PHE ONWJ (Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java).
Ia menyebut, blooming diduga terjadi karena kombinasi antara fenomena alam (iklim dan oseanografi) dan kemungkinan adanya pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) perairan dari sumber yang tidak tentu (non point sources).
Fitoplankton dari Kelas Bacillariophyceae bukan penghasil racun (algae toxin), namun blooming tetap berefek terhadap proses ekologi dan sosial (keresahan masyarakat), berupa kekurangan oksigen dan menurunnya estetika perairan.
“Untuk menguak lebih lanjut fenomena kausalitas terjadinya blooming, perlu telaah lanjutan. Terutama yang berkaitan dengan sumber penyebab blooming, penstimulir mengapa unsur hara tiba-tiba tinggi di kolom air, apakah ada fenomena pembalikan massa air (up welling), karena perubahan suhu dan perubahan musim dari hujan ke kemarau? dan adakah sumber antropogenik di laut dan darat yang mengakibatkan peningkatan unsur hara di laut, khususnya di Teluk Bima,” ujar Prof Hefni.
Baca Juga: Dampak Limbah di Teluk Bima, Kini Warga Keracunan Ikan Hingga Ribuan Bangkai Berbau Tak Sedap
Tag
Berita Terkait
-
Pakar IPB Bongkar Fakta Mengerikan di Balik 'Rudal Kayu' Banjir Bandang Sumatera
-
Peneliti IPB Ungkap Kondisi Perairan Pulau Obi
-
Bukan Cuma buat Konjac, Umbi Porang Kini Jadi 'Bahan Sakti' Skincare Baru dari IPB
-
Presiden Prabowo Lantik Arif Satria dan Amarulla Octavian Pimpin BRIN
-
IPB Bahas Masa Depan Kawasan Puncak: Antara Lestari dan Laju Ekonomi
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Bukan Hanya ATM, AgenBRILink Jadi Layanan Andalan BRI untuk Tembus ke Daerah Pelosok
-
BRI Perkuat UMKM Difabel Lewat Pelatihan Administrasi dan Wirausaha
-
Kapasitas Tempat Pembuangan Sampah di Lombok Barat Menipis
-
Sinergi Perusahaan Anak Dorong Kinerja BRI Tumbuh Solid pada Triwulan III 2025
-
Investor Muda Bali Serbu Bursa Saham: 1 dari 3 Investor Baru Berusia 18-25 Tahun