Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 20 April 2022 | 18:05 WIB
Garis polisi terpasang di TKP, petugas Bid Propam Polda Bali mengecek kebakaran ruangan alat milik Kantor Samsat Denpasar di Jalan Cok Agung Tresna Kota Denpasar, Bali, pada Kamis (14/4/2022). [SuaraBali.id/Yosef Rian]

SuaraBali.id - Bencana kebakaran kini menjadi ancaman bagi warga Kota Denpasar, Bali seperti musibah yang terjadi bulan ini April 2022, sempat terjadi tiga musibah kebakaran dalam waktu yang berdekatan. Bencana ini mengakibatkan banyak kerugian namun beruntungnya tak sampai mengakibatkan korban jiwa.

SuaraBali.id mencoba merunut kejadian kebakaran yang terjadi di Kota Denpasar selama bulan April 2022 ini.

Pertama kebakaran hebat yang melanda Gedung ruang alat percetakan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) Samsat Denpasar dalam kejadian ini ada sekitar 9 ruangan terbakar termasuk 3 kantin disebabkan korsleting listrik, pada Kamis (14/4/2022) dini hari pukul 00.30 Wita.

Sedangkan pada Kamis (14/4/2022) pukul 12.50 Wita di lokasi yang tidak begitu jauh di Jalan Cok Agung Tresna, sebuah restoran terbakar hebat, disebabkan tabung gas yang bocor dan terkonsentrasi hingga muncul api dan menyebabkan kebakaran.

Baca Juga: Ratusan Hidran Untuk Kebakaran Tersebar di Denpasar, Namun Lebih dari Setengahnya Tak Berfungsi

Selang sehari, rumah dua lantai di Jalan Ratna Denpasar pada pukul 20.23 Wita Jumat (15/4/2022) juga mengalami kebakaran hebat.

Jumlah kerugian materiil yang ditimbulkan akibat musibah tersebut tak sedikit, ditaksir mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Tak berhenti sampai di sana, pada Minggu (17/4/2022) pukul 03.05 Wita sebuah rombong kacang ijo terbakar di Pasar Gunung Agung Denpasar dengan kerugian pedagang berkisar Rp 3 juta.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa menyebut pada bulan April 2022 hingga saat ini ada 4 kejadian kebakaran yang ditangani BPBD Kota Denpasar.

"Untuk tahun 2022, dari Januari - April 2022 ada 22 kejadian kebakaran di Denpasar, kalau tahun 2021 sepanjang tahun ada 113 kejadian kebakaran," kata Joni kepada SuaraBali.id.

Baca Juga: Kebakaran di Samsat Denpasar, 3 Mesin Rusak, Ribuan Pembuatan Plat Nomor di Bali Terhambat

Jika ditilik dari waktu kejadian beberapa peristiwa terakhir kebakaran terjadi saat dini hari, malam hari maupun siang hari dengan penyebab yang bervariasi.

Penggunaan Steker yang Salah Dan Kealpaan Bisa Jadi Bencana

Hasil analisa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denpasar penyebab kebakaran didominasi oleh faktor kesalahan manusia atau human error.

Human error yang dimaksud seperti penggunaan steker listrik tidak ber-SNI dan kealpaan dalam memasak.

"Kebakaran didominasi steker listrik dan kealpaan dalam memasak. Steker listrik harus ada kualifikasi SNI. Human Error yang dimaksud adalah penggunaan alat dimana konsumen abaikan persyaratan SNI," jelasnya.

Hal tersebut, kata dia memudahkan terjadi panas akibat penumpukan steker yang ujungnya korslet atau arus pendek yang menimbulkan api penyebab kebakaran.

Masyarakat diimbau jeli dalam memilih menggunakan peralatan listrik yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) di pasaran untuk melindungi konsumen.

Sedangkan untuk faktor penyalaan dari proses kimia berada di posisi rendah penyebab kebakaran.

Penyalaan memiliki rumusan Segi Tiga Api yakni bahan, panas, oksigen, pasti timbul penyalaan yang sering terjadi di TPA atau gudang-gudang yang mengabaikan kebersihan.

Api merupakan suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya.

Elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar.

Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, kata dia, diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction).

Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.

Joni menambahkan, masyarakat untuk memperhatikan hal-hal berikut untuk meminimalisir potensi terjadinya kebakaran, terlebih memasuki musim kemarau.

"Pertama-tama saat ini sudah memasuki musim kemarau, jangan membakar sampah sembarangan. Kedua, saat menyalakan kompor/memasak, jangan ditinggal dan harus terus diawasi," ujar dia.

"Kemudian ketiga, pemasangan stop kontak dan jaringan listrik agar dilakukan oleh ahlinya. Di samping itu setiap rumah hendaknya selalu siap sedia APAR (Alat Pemadam Api Ringan) untuk berjaga-jaga ketika ada kebakaran," imbuh Joni.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Denpasar, Ardy Ganggas menyebutkan, regu Damkar BPBD Kota Denpasar setiap menerima laporan penanganan kejadian kebakaran mampu tiba di lokasi dengan respons time yang tepat sehingga meminimalisir kebakaran dan kerugian lebih besar

"Sesuai aturan harus tiba dibawah 15 menit. Sejauh ini capaian respon time 12,5 menit," katanya.

Ardy menjelaskan, bahwa secara umum BPBD bisa menangani kebakaran di 4 Kecamatan secara bersamaan.

"Pos Damkar berada di 4 wilayah Kota Denpasar, personel dan sarpras on call, semua personel sudah punya kualifikasi tingkat dasar. Untuk kualifikasi lanjutan ada bervariasi dan ada yang masih kurang," paparnya.

Tak jarang terjadi kendala di lokasi kejadian, seperti masyarakat yang tidak tahu atau lupa nomor emergeny pemadam kebakaran, hal ini wajib diketahui setiap orang. Untuk Hotline pusdalops BPBD Denpasar 0361 223333 atau 112

"Kendala lain, telat menghubungi mungkin karena grogi, bingung, takut dan lain-lain, TKP jalan sempit dan gang jauh dari jangkauan, kemacetan lalu lintas, kepal Hydrant yang berbeda dengan kopling sehingga menghambat kerja tim Damkar," pungkasnya.

Kontributor Bali : Yosef Rian

Load More