Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 23 Maret 2022 | 19:08 WIB
Nando di atas motornya yang digunakan untuk jadi ojek penonton MotoGP Mandalika. [Foto : Suara.com/ Abdul Goni Ilman Kusuma]

SuaraBali.id - Siapa sangka, kemacetan usai gelaran MotoGP yang terjadi di Mandalika membawa berkah tersendiri. Bukan hanya untuk warga Kuta saja.

Nanda Mulajati, pemuda asal Lombok Utara, yang datang menonton MotoGP melalui jalur gratis di Bukit Seger, pulang dengan kondisi kantong berisi.

Nando, panggilan akrabnya, awalnya tidak berniat mencari rupiah ke Mandalika. Ia murni datang karena ingin menyaksikan para rider mengaspal.

"Rezeki itu seperti datang sendiri. Saya enggak ada niatan," ucap Nando membuka ceritanya.

Motor Vario miliknya diparkir di dekat Novotel Hotel yang berjarak satu kilometer dari Bukit Seger dan berdekatan juga dengan area parkir barat. Tempat penonton MotoGP menunggu bus jemputan.

Saat pulang melewati area parkir barat, tiba-tiba ada penonton meminta tumpangan karena melihat jok belakang kosong.

"Karena kosong, ya udah, saya antar. Pas sampai malah ditanya 'bayar berapa?'. Spontan saya jawab seikhlasnya," terangnya saat ditemui Rabu (23/3/22) sore di area wisata Senggigi.

Ia seketika membuka jasa ojek untuk para penonton yang tidak tahan menunggu bus ke area parkir. Tarifnya tidak ditentukan, sesuai dengan kemampuan si penumpang.

"Ada dari Palembang, Banten, Surabaya dan macem-macem. Di kasi 20 ribu, ada juga yang 50 ribu," katanya.

Mahasiswa prodi Sosiologi Universitas Mataram itu mengaku mengantarkan penumpang dari area parkir barat menuju parkir timur. Ada juga dari Bundaran Sunggung menuju parkiran timur yang jaraknya sekitar empat kilometer.

Tak ingin orang luar daerah memiliki kesan buruk, ia menceritakan keindahan Lombok di atas motor yang baru sebulan dipakainya.

"Saya ceritain Mandalika ini dulunya kayak gimana. Wisata di Lombok ini di mana aja. Gunung Rinjani untuk pendaki, pantai, air terjun. Pokoknya semua. Biar enggak kapok gara-gara macet," ujar Mahasiswa yang tengah menggarap skripsi itu.

Total uang yang dia bawa pulang menuju kosnya dari Mandalika mencapai 400 ribu rupiah.

"Lumayan bisa pake hedon-hedonan," guyonnya menutup cerita.

Berbeda dengan Ulwan, asal Lombok Timur, memberikan tumpangan tanpa sempat berpikir membuka jasa ojek.

Ia sempat memberikan tumpangan dari parkir barat menuju parkiran di Masjid Nurul Bilad. Memberikan tumpangan pada penonton asal Kopang Lombok Tengah yang akan mengambil mobil untuk menjemput keluarganya.

"Gak kepikiran. Ditawarin sih, tapi saya tolak. Sekalian pulang, biar gak kena macet juga sih. Kalo gak gitu, menarik juga sih kayaknya," ucap anggota Duta Damai divisi DKV itu.

Kontributor: Abdul Goni Ilman Kusuma

Load More