Eviera Paramita Sandi
Rabu, 23 Maret 2022 | 11:13 WIB
Profil LinkedIn pawang hujan MotoGP Mandalika, Rara Istiati Wulandari, yang mencantumkan profesi sebagai Cloud Engineer. (Twitter/@txtdarikorporat)

SuaraBali.id - Nama Rara Istiati Wulandari mendadak viral di Indonesia. Ialah sang pawang hujan di ajang MotoGP Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Karib disapa mbak Rara ia pun kini selalu jadi perbincangan publik. Aksinya sebagai pawang hujan yang diklaim bisa mengendalikan cuaca dan menggeser awan hujan saat pagelaran MotoGP menuai beragam komentar.

Mbak Rara bernama lengkap Raden Roro Istiati Wulandari lahir di Papua pada 22 Oktober 1983. Meski lahir di Papua, Rara adalah penganut Kejawen berdarah Jawa yang kini tinggal di Bali.

Tak heran saat melakukan aksinya sebagai pawang hujan ia menggunakan perantaraan sesajen. Bahkan di basecamp berupa tenda yang menjadi "kantor" Rara selama mengawal event MotoGP di Sirkuit Mandalika, juga dilengkapi sesajen suci.

Menurut Rara sesajen adalah sarananya berkomunikasi dengan Sang Hyang Widhi untuk memohon hujan atau sebaliknya. Seperti Pelangkiran, banten Pejati, Daksina, Dupa, serta Canang sari.

Pawang hujan di Sirkuit Mandalika, Rara Isti Wulandari jadi sorotan media asing Jerman (Speedweek)

Sebagaimana diwartakan beritabali.com – Jaringan suara.com, saat itu ITDC menyiapkan tenda putih dan Rara meletakkan Pelangkiran di atas meja. Juga banten Pejati dan juga Daksina.

Seperti kepercayaan dalam agama Hindu Pelangkiran adalah adalah niyasa yang bersifat umum dan tergantung dari letaknya serta tujuan pemuja untuk menstanakan Bhatara / Dewa siapa yang ingin dipuja.

Sedangkan banten Pejati yang melengkapi ritual Rara sebagai pawang hujan, merupakan salah satu jenis Banten yang sangat sering dipergunakan dalam upacara keagamaan Hindu di Bali.

Kata “Pejati” berasal dari kata “Jati” mendapat awalan “Pa” sehingga menjadi “Pejati”. “Jati” artinya bersungguh-sungguh, benar-benar dan ditegaskan lagi menjadi sebenarnya atau sesungguhnya.

Banten Pejati merupakan sarana upacara yang terdiri dari beberapa banten lainnya yang merupakan satu kesatuan sebagai sarana untuk mempermaklumkan tentang kesungguhan hati akan melaksanakan sesuatu dan berharap akan hadir-Nya dalam wujud manifestasi sebagai saksi dalam upacara tersebut.

Oleh karena itu, Banten Pejati juga bermakna sebagai sarana memohon Pesaksi (Penyaksi) dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Seorang wanita melakukan ritual tradisional agar cuaca cerah saat sesi latihan MotoGP Mnadalika 2022 di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok Tengah, Jumat (18/3/2022). [SONNY TUMBELAKA / AFP]

Unsur yang melengkapi banten Pejati yang digunakan Rara adalah Daksina. Yang merupakan Banten yang sangat sering digunakan dalam upacara keagamaan Hindu di Bali. Merupakan lambang dari Hyang Guru, Hyang Tunggal, dan Hyang Wisnu.

Selain itu Daksina merupakan Tapakan, Palinggih, atau Sthana Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Daksina juga merupakan Yajnapatni yang berarti istri atau sakti dari yadnya. Unsur-unsur yang ada di Daksina merupakan isi dari alam semesta.

Es batu, tumpukan kayu yang diikat simbul elemen panas dan dingin, juga nampak di sekitar tenda tempat Rara melaksanakan ritual.

Selain itu saat pegelaran event MotoGP, Rara juga nangkil ke Pura Mayura, kawasan Cakranegara, Mataram.

Load More