Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 18 Maret 2022 | 16:13 WIB
Detail area start Pertamina Mandalika International Street Circuit, di Lombok Tengah, NTB, Kamis (17/3/2022). Ajang balapan MotoGP seri kedua 2022 bertajuk Pertamina Grand Prix of Indonesia akan berlangsung pada 18-20 Maret 2022. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/hp.

SuaraBali.id - Calo tiket di gelaran MotoGP terlihat beroperasi di dekat lokasi penukaran tiket yang berada di kawasan Sirkuit Mandalika. Mereka menjajakan tiket yang sudah dalam bentuk gelang dengan harga dua kali lipat dari harga normal.

Mereka menawarkan tiket pada pengunjung yang melintas di area bazar, tepatnya di selatan tempat penukaran yang disediakan oleh panitia.

Calon tersebut menawarkan agar pembeli tidak perlu mengantre untuk menukarkan tiket lagi. Tiket yang sudah ditukarkan tersebut tinggal dibeli dan sudah bisa langsung digunakan masuk ke dalam sirkuit.

Tiket kelas Festival yang normalnya seharga Rp. 154.000 dibandrol dengan harga Rp. 250.000 oleh calo-calo tersebut. Dari sana keuntungannya hampir mencapai Rp. 100.000 per tiketnya.

Berbeda lagi dengan Mamet (bukan nama sebenarnya) yang menawarkan tiketnya melalui sosial media. Ia mempromosikan tiket tersebut melalui status WhatsApp.

Gambar yang diunggah calo tiket MotoGP Mandalika di status WhatsAppnya. [Foto : Istimewa]

Selain itu, tiket yang dijualnya ialah tiket yang sudah ada di tangan kedua. Meski begitu, Mamet mengaku dapat keuntungan senilai Rp. 50.000 disetiap tiket yang laku terjual.

"Saya ambil di teman. Lumayan, cuma duduk buat status dapet uang," balasnya saat dihubungi via WhatsApp.

Sebelumnya, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, saat dimintai keterangan di Bandara Internasional Lombok Rabu (16/3/2022) malam mengatakan yang terjadi bukanlah praktik percaloan.

Menurutnya yang terjadi ialah adanya pembeli yang lebih dulu membeli dengan harga normal, kemudian menjual tiket itu lagi.

"Di sini yang banyak ya, yang beli dulu dengan harga yang relatif lebih murah kemudian dijual dengan harga lebih mahal. Seperti kamar hotel juga begitu. Percaloan sih, tak sampe percaloan, tapi bawa tiketnya habis gitu dibooking," jelasnya.

Kontributor : Abdul Goni

Load More