Eviera Paramita Sandi
Kamis, 10 Maret 2022 | 21:05 WIB
Proses pembuatan minyak jelengan oleh masyarakat Lombok, NTB. [Suara.com/Lalu Muhammad Helmi Akbar]

"Sama aja rasanya, enak," ujarnya singkat.

Pembuatan minyak jelengan dari kelapa ini diakui Salimin sudah dilakukan warga sejak dahulu secara turun temurun. Warga menggunakan alat memasak tradisional, dari tungku kayu bakar.

Biasanya, minyak jelengan ini, kata Salimin hanya dibuat pada saat ada acara ritual keagamaan secara berkelompok sebagai tradisi yang diwarisi nenek moyang.

Adanya solusi dari minyak jelengan ini membuat warga lebih berhemat dan tak perlu khawatir lagi untuk persediaan minyak goreng.  Terlebih lagi,  sisa dari pembuatan minyak jelengan ini bisa dimanfaatkan warga jadi lauk pauk.

Sementara itu, pemerintah provinsi NTB melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) mengimbau masyarakat untuk menggunakan minyak tradisional (jelengan) di tengah ketidakpastian distribusi minyak goreng kemasan.

Menurutnya, hampir sebagian masyarakat di Lombok sudah terbiasa membuat minyak jelengan. Bahkan, cenderung masyarakat di pedesaan tidak mengalami kesulitan mencari minyak goreng karena sudah terbiasa mengolah kelapa menjadi minyak goreng.

"Jadi solusi yang kita tawarkan, dan ini kembali ke UMKM kalau istilah kita minyak jelengan, jadi kita bisa beralih walaupun situasi seperti ini prosesnya agak lama tetapi dampaknya akan luar biasa," kata Kepala DKP NTB, H Fathul Gani.

Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar

Load More