SuaraBali.id - Ada yang menarik dari tradisi umat Hindu di Mataram, terutama menjelang Hari Raya Nyepi. Menjelang Hari Raya Nyepi, para pemuda dari Banjar Negarasakah dan Banjar Sweta di Cakranegara, Kota Mataram, NTB akan tenggelam dalam keseruan Perang Bobok atau Perang Api.
Perang Api ini merupakan tradisi turun-temurun yang sudah berusia ratusan tahun. Tradisi ini merupakan ritual tolak bala untuk mengusir wabah penyakit yang dibawa bhuta kala atau roh-roh jahat yang bersemayam di muka bumi dan mengganggu kehidupan manusia.
Dalam tradisi unik ini, dua kelompok pemuda saling berhadapan. Mereka “berperang” menggunakan senjata bobok (daun kelapa yang kering) yang membara. Saat bobok telah dinyalakan, para pemuda dari kedua kelompok bergerak.
Mereka putar-putarkan bobok menyala lalu pukulkan bara api itu ke kelompok lawan.
Peserta dari kedua kelompok begitu bersemangat untuk saling serang. Panasnya api dari bobok yang membara tak sedikit pun menciutkan nyali mereka.
Meskipun kegiatan ini berbau kekerasan, namun tak ada dendam di antara mereka. Setelah kegiatan selesai, para pemuda itu saling bersalaman dan berpelukan.
“Peperangan” ini justru semakin memperkukuh persaudaraan di antara mereka.
Tradisi Perang Api biasanya dilaksanakan usai pawai ogoh-ogoh, pada petang terakhir sebelum pelaksanaan catur brata penyepian. Menjelang malam, perang pun berakhir.
Bobok itu kemudian dibawa pulang untuk dibakar kembali, sebagai tanda hilangnya keburukan dan musibah di muka bumi.
"Kami bangga dengan tradisi ini," kata I Putu Lanang saat ditemui pasca-perang api pada Rabu, (2/3/2022).
Momen perang api ini, kata Lanang bisa menjadi momen penghibur. Pasalnya, pawai ogoh-ogoh belum jua diizinkan untuk dilaksanakan.
“Warga Sweta dan Negarasakah mengadakan Perang Api untuk menghilangkan buta kala, supaya warga di sini mendapatkan kesehatan dan keselamatan,” kata Lanang.
Perang Api menurutnya hanya ada di Cakranegara. Sebab, itu merupakan tradisi kampung. Bukan ajaran agama Hindu.
“Setahu saya hanya ada di sini, rutin jelang perayaan Nyepi,” katanya.
Tradisi Perang Api yang digelar tiap tahun ini digelar oleh umat Hindu di Cakranegara, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Di masa silam, warga berperang menggunakan jerami sisa panen padi. Namun, karena sekarang sulit mendapatkan jerami, warga beralih menggunakan bobok.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Jalankan Program BRI Menanam Grow & Green, BRI Salurkan Bibit Pohon di Bandung
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal