Konsep ahamkara berasal dari empat macam istilah yang dikenal dengan "suksma sarira" atau badan halus yakni "citta", "buddhi", "manah" dan "ahamkara". "Citta" adalah unsur yang paling dekat dengan atma (jiwa) itu sendiri. Bahasa ilmu psikologi dikenal dengan intuisi atau nurani.
"Buddhi" adalah bagian kesadaran intelektual yang mengandung prinsip kebenaran. Adapun perasaan humanis yang membedakan jiwa manusia dibandingkan jiwa hewan dan tumbuhan adalah "buddhi" itu sendiri.
Selanjutnya, "Manah" adalah kehendak atau kemauan dari pikiran serta kemampuan untuk bertahan hidup di dunia. Sementara, "ahamkara" adalah ego atau pribadi diri yang dikendalikan oleh indria.
Sejatinya, pelaksanaan "catur brata penyepian" atau empat pertapaan yang dilaksanakan saat Nyepi adalah wujud realisasi dari pengendalian ego itu sendiri. "Amati karya" atau tidak bekerja dimaknai sebagai membatasi ego manusia untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu untuk memenuhi indria.
"Amati gni" artinya tidak boleh menghidupkan api. Adapun api sendiri adalah sumber kehidupan yang bisa digunakan memasak dan menghasilkan makanan.
Dengan tidak menyalakan api. Maka, kita diajarkan untuk menahan lapar. Mengendalikan keinginan untuk menikmati melalui indria.
Selanjutnya, "amati lelungan" atau tidak boleh bepergian. Indria dibatasi agar duduk dan kontemplasi diri. Melihat ke dalam diri, bukan lebih sering melihat keluar. Terakhir adalah "amati lelanguan" atau tidak menikmati hiburan. Indria dilatih untuk seimbang dalam suka dan duka.
Pada saat Nyepi, indria diajarkan untuk menafikan keinginan untuk hanya menikmati suka dalam setiap laku kehidupan.
Ego Sosial
Apakah ego hanya terbatas pada ego pribadi? Meminjam istilah Sadguru, seorang tokoh Hindu termasyhur yang telah berkeliling hampir ke seluruh pelosok dunia memiliki konsep istilah "ego sosial". Adapun ego sosial adalah ego yang ada pada masyarakat. Untuk setiap hal kecil, kadangkala seluruh masyarakat menjadi kesal.
Misalkan saja pada musim panas di Amerika Serikat. Semua orang hampir tidak mengenakan apa-apa atau mungkin mereka mengenakan rok mini.
Katakanlah ada seseorang yang berpakaian lengkap. Maka, orang-orang akan marah: "Apa yang dia lakukan? Kenapa dia tertutup semua?".
Sebaliknya, di Asia, dimana adab ketimuran itu masih relevan dalam kehidupan, jika ada seseorang yang berpakaian minim, maka masyarakat (kebanyakan) biasanya akan marah. Jadi, itu adalah jenis lain dari ego. Ego sosial-lah yang menjadi marah, dan karma kita menjadi bagian dari karma kolektif.
Secara aplikatif, Nyepi saat ini hendaknya juga harus dimaknai sebagai "genjatan senjata" berperang melawan ego sosial, terutama di media sosial. Ego sosial harus diperangi karena keadaan medsos saat ini serba tak jelas.
Di lain sisi, bangsa Indonesia pernah dinilai memiliki tingkat keramahan tinggi. Tetapi, di ruang medsos malah terjadi fakta sebaliknya. Hendaknya harus menjadi renungan bersama.
Berita Terkait
-
Warga Desa Jatiluwih Bali Gelar Aksi Protes dengan Tutupi Sawah
-
Prananda Prabowo di Bali, Buka Liga Kampung Soekarno Cup II dengan Doa untuk Korban Bencana
-
Pernah Jebol Argentina, Maouri Ananda Tetap Berlatih Meski Bali United Libur 10 Hari
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Bikin Heboh Medsos, Ini Pelajaran Penting dari Drama Tumbler Hilang di KRL
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran