SuaraBali.id - Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, kembali melakukan mediasi antara PT. Sembalun Kusuma Emas (SKE) dan PT. Agrindo Nusantara, dengan masyarakat Sembalun, baik yang pro maupun yang kontra dengan terbitnya Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) atas PT. SKE di kawasan Sembalun.
Gubernur dan Bupati meminta kepada sebagian masyarakat kontra, untuk tidak lagi melakukan penghalangan, kepada pemerintah daerah yang ingin melakukan pendataan dan pembagian lahan kepada masyarakat sembalun.
Sebagai negara hukum, gubernur yang akrab disapa Bang Zul ini meminta masyarakat Sembalun yang kontra atau menginginkan SHGU PT. SKE dibatalkan, untuk melanjutkan keberatannya melalui proses hukum.
Untuk itu, pada kesempatan tersebut gubernur melalui Satgas Investasi, meminta untuk melakukan penyisiran dan mendata terhadap lahan investasi yang terlantar di seluruh wilayah Provinsi NTB. Agar lahan-lahan yang diterlantarkan para investor segera dilakukan penertiban.
Dalam rapat tersebut, diperoleh simpulan bahwa pihak Gubernur dan Bupati Lombok Timur meminta masyarakat agar lahan sisa dari izin HGU PT.SKE segera didistribusikan kepada yang membutuhkan.
Kedua, masyarakat dilarang melakukan penghalangan terhadap pendataan dan pembagian lahan kepada masyarakat. Ketiga, pihak pemerintah meminta masyarakat Sembalun yang menolak izin HGU PT.SKE untuk melakukan gugatan hukum.
Keempat, meminta PT. SKE untuk memitrakan tanahnya dengan masyarakat dalam pengelolaan lahan.
Namun, hasil rapat yang diadakan oleh pemerintah provinsi ini disebut merupakan pertemuan yang tidak berimbang, sangat bias untuk kepentingan perusahaan, dan tidak memberi ruang demokratis bagi petani yang tetap melakukan penolakan atas kehadiran perusahaan.
Sebagai bentuk penolakan atas pembahasan dalam pertemuan ini, sekaligus sikap tegas petani Sembalun yang tidak ingin berkompromi dengan perusahaan, maka mereka memilih untuk tidak terlibat lebih jauh dalam skema negosiasi dengan perusahaan yang difasilitasi oleh pemerintah.
Karena bagi mereka, rencana PT. SKE hanya akan membawa kesengsaraan bagi hampir ribuan kepala keluarga yang hidup di atas tanah Sembalun.
Berita Terkait
-
Sempat Berkurang Akibat Beberapa Faktor, Kementan Pastikan Pasokan Cabai di NTB Kembali Normal
-
Harga Cabai Lokal Meroket, NTB Impor 5 Ton Cabai Rawit dari Jawa
-
Hujan di NTB Mulai Berkurang di Awal Ramadan
-
Perut Panas hingga Muntah-muntah, 56 Warga di Bima NTB Keracunan usai Santap Hidangan Pemilik Hajatan 7 Bulanan
-
Air Terjun Sendang Gile, Pesona Alam Cantik yang Sayang untuk Dilewatkan
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Koster Perintahkan Pasar Tradisional di Bali Berhenti Gunakan Tas Kresek Saat Berjualan
-
Waspadai Cuaca Laut Saat Arus Balik Lebaran: Gelombang di Selat Bali dan Lombok Capai Dua Meter
-
5 Restoran di Bali yang Cocok Untuk Acara Makan Bersama Keluarga
-
Thai Lion Air Kini Terbang dari Bali ke Bangkok, Jadwalnya 4 Kali Seminggu