"Mungkin bisa sampai 10 ton, karena kalau kardus obat-obatan yang masuk bisa sampai sekitar 1,8 ton yang masuk, kalau yang lain agak ringan dia," ujar Fatoni.
Sementara sebelumnya, rombongan anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram telah turun guna mengecek lokasi penemuan sampah tersebut. Rombongan komisi IV dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV, Zaitun, SH., bersama Wakil Ketua, H. Muhtar dan Sekretaris Nyayu Ernawati.
Komisi yang membidangi masalah kesehatan dan pendidikan ini telah melihat secara langsung banyaknya limbah medis yang berserakan di sana.
“Kami turun ke sini karena melihat berita beberapa hari terakhir ini. Kami ingin melihat sendiri dan membuktikan langsung. Kami melihat memang limbah medis ini sangat banyak,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kota Mataram Hj Zaitun.
Baca Juga: Bandara Lombok Bangun Lapak Khusus PKL Dengan Anggaran Rp 4 Miliar
Komisi IV DPRD Kota Mataram sebelumnya telah meminta akan sampah di lokasi tersebut segera dipindahkan, khususnya sampah medis yang menimbulkan bau menyengat hingga bisa berdampak buruk bagi Kesehatan jika dibiarkan.
“Harapan kami mohon dinas yang bertanggung jawab disegerakan bersihkan limbah medis ini pada tempatnya. Jangan dibiarkan di pemukiman seperti ini,” sambungnya.
Sebelum menjadi SLB Negeri 2 Mataram, lokasi tersebut merupakan gedung Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) NTB atau RS Mata.
Pihak kepolisian sudah memanggil pihak RS Mata ke lokasi. Utusan dari RS Mata mengatakan, sebelum pindah menempati eks gedung RSUP NTB, pihaknya sudah membersihkan semua limbah medis.
Kasus tersebut kini tengah dalam tahap penyelidikan oleh aparat kepolisian Polres Mataram.
Baca Juga: Air PDAM Kotor Dan Berbau, Warga di Lombok Timur Terpaksa Beli Air per Tangki Rp 500 Ribu
Terpisah, Kepala Sekolah SLBN 2 Mataram, Winarna yang dihubungi Suara.com berharap agar sampah yang menumpuk di sekolah tersebut dapat dibersihkan sebelum siswa masuk sekolah. Ia juga berterima kasih terhadap berbagai pihak yang telah memberikan atensi terhadap hal ini.
Berita Terkait
-
Jaga Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan , Ini Solusi Pengelolaan Limbah Medis di Indonesia
-
Tutup 343 TPA Open Dumping, Menteri LH Rekomendasikan Alokasi Anggaran 3 Persen dari APBD
-
Fakta atau Hoaks? Bongkar Klaim Trump Soal Kondom $100 Juta untuk Hamas
-
KLH Berencana Tutup Tiga TPA di Tangerang
-
Pesta Seks LGBT di Hotel Kawasan Rasuna Said Jaksel, Polisi Sita Kondom hingga Obat Anti-HIV
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
Terkini
-
Arus Balik Lebaran 2025 Meningkat, Terminal Mengwi Bali Catat Lonjakan Penumpang Dibanding 2024
-
Program Pemberdayaan UMKM oleh BRI Mampu Tingkatkan Skala Bisnis Unici Songket Silungkang
-
Bali Larang Minuman Kemasan Plastik di Bawah 1 Liter, GPS : Kesewenang-wenangan, Bisa Digugat
-
Ini Fasilitas Posko Mudik BUMN dari BRI Saat Arus Balik Lebaran 2025: Agar Pemudik Nyaman
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali