Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 29 Desember 2021 | 11:17 WIB
Warga di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih kekurangan kases terhadap air bersih. Guna mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehar-hari, warga di desa tersebut membeli air seharga 500 ribu untuk satu tangka. [Suara.com/ Lalu Muhammad Helmi Akbar]

SuaraBali.id - Warga di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih kekurangan akses terhadap air bersih. Guna mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehar-hari, warga di desa tersebut membeli air seharga 500 ribu untuk satu tangki.

"Untuk konsumsi dan kebutuhan sehari-hari, kita beli air dengan harga sekitar 400 sampai 500 ribu satu tangki," ujar Lalu Dodian, salah seorang warga Sekaroh pada Suara.com, Rabu (29/12/2021).

Sebelumnya, kata Dodian, ia dan warga yang lain pernah diminta untuk memasang pipa dan kran saluran air PDAM. Demi pemasangan akses air PDAM tersebut, warga awalnya diminta membayar uang muka sebesar Rp 350 ribu.

Air dari PDAM tersebut sempat masuk ke rumah-rumah warga. Namun, kualitas air PDAM tersebut sangat buruk.

Baca Juga: Kebakaran di Pasar Mandalika, 4 Toko Sembako Dilahap Api

"Sudah berapa bulan diminta pasang oleh PDAM, airnya datang seminggu kemudian macet lagi sebulan sampai dua bulan, pas datang lagi bau airnya tidak enak," papar Dodian.

"Airnya juga seperti air embung, baunya, kotor juga air PDAM, percuma," lanjutnya.

Ihwal kondisi tersebut, warga akhirnya tetap memilih membeli air dari tempat lain tanpa menggunakan air PDAM. Air yang dibeli masyarakat tersebut didistribusikan dari sebuah sumur di Kawasan Jerowaru.

Dalam sebulan warga biasanya cukup membeli satu tangki air. Satu tangka tersebut berisis ekita 1000 liter.

Jika air habis, warga kemudian menelpon kepada pengelola untuk diantarkan air yang jarak antara rumah warga dengan lokasi sumber air tersebut sekitar 15 kilometer

Baca Juga: Setelah Unggahan Naik Motor Viral, Gubernur NTB Diduga Sebar Hoaks di Media Sosial

Terpisah, Dendi warga Sekaroh yang lain menyebutkan di tempat tersebut warga memang telah membuat sumur sebagai sumber air. Namun, kata Dendi, kualitas air sumur tersebut juga tidak dapat diandalkan untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari khusunya untuk minum.

"Ada sumur tapi airnya payau," kata Dendi.

Dendi menambahkan bahwa keadaan ini merupakan bentuk ketimpangan sosial yang nyata. Sebab, kata Dendi, ongkos yang harus warga bayarkan untuk mendapatkan air setiap bulan lebih tinggi jika dibandingkan dengan warga lain di kota.

Padahal menurutnya, lokasi tempat tinggal mereka sangat dekat dengan destinasi wisata yang ada di Lombok Timur. Seharusnya hal tersebut manjadi perhatian pemerintah.

Ia berharap pemerintah dapat menemukan solusi terkait persoalan ini,

"Minimal berikan kita bantuan air satu tangki perbulan kalau ndak ada air PDAM," kata Dendi.

Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar

Load More