Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 08 Desember 2021 | 11:33 WIB
Rumah Adat Papua (Youtube Suku Kriting)

SuaraBali.id - Selama ini kita mungkin hanya mengenal Honai sebagai rumah adat Papua. Desainnya yang unik bak Igloo milik orang Eskimo membuat Honai banyak dikenal khalayak. Namun pulau di ujung timur Nusantara itu ternyata punya keberagaman hunian adat yang menawan. Setidaknya ada delapan jenis rumah adat Papua dari zaman dulu hingga sekarang.

Yuk simak penjelasan rumah adat Papua.

1. Rumah Honai

Honai adalah tempat tinggal Suku Dani yang terletak di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya. Kata Honai berasal dari kata “Hun” yang artinya laki-laki dan “ai” yang berarti rumah. Hal ini membuat hanya laki-laki Suku Dani saja yang diperbolehkan menghuni Honai.

Baca Juga: Pakaian Adat Papua: Sali, Holim, Yokal Hingga Ewer

Meski terlihat kecil dari luar, ada dua tingkat di dalam rumah yang terhubung oleh tangga kecil. Rumah Honai bisa dihuni lima hingga sepuluh orang.

Lantai pertama digunakan sebagai tempat tidur, sedangkan lantai dua untuk makan dan berkumpul. Selain itu ada pula tempat pengasapan mumi. Rumah Honai tidak memiliki jendela agar mampu menahan dinginnya angin dari pegunungan serta melindungi diri dari binatang buas.

Atapnya dibikin kerucut untuk menahan dinding agar tidak terkena air hujan.

2. Rumah Ebai

Kalau Honai menjadi hunian kaum lelaki, maka Rumah Ebai adalah tempat untuk perempuan Suku Dani. Kata Ebai diambil dari bahasa lokal yakni “Ebe” yang artinya tubuh dan “ai” atau rumah. Di Ebai, anak gadis dididik ilmu mengenai kehidupan seperti memasak, mengurus anak dan lainnya. Anak laki-laki Suku Dani juga bisa tinggal di Ebai sampai beranjak dewasa. Rumah ini biasanya berada di sekitar Honai.

Baca Juga: Sikapi Kasus Rasis ke China, Arie Kriting: Itu Tak Gambarkan Cara Pandang Orang Papua

3. Rumah Wamai

Papua juga punya rumah yang khusus untuk menyimpan ternak juga lho! Namanya Rumah Wamai. Berbeda dengan Honai ata Ebai yang mungil, Wamai bisa berukuran besar karena disesuaikan dengan beasar dan jumlah peliharaan. Wamai juga berfungsi agar pasokan makanan suku adat bisa terlindungi dari serangan hewan liar.

4. Rumah Kariwari

Kariwari adalah rumah adat suku Tobati-Enggros yang menetap di dekat Danau Sentani, Jayapura. Serupa Honai, rumah ini khusus untuk laki-laki mulai umur 12 tahun. Kariwari berbentuk menyerupai limas segi delapan dengan atap berbentuk kerucut. Bangunan ini sangat kokoh menahan angin lho!

5. Rumah Runsram

Runsram menjadi rumah adat bagi Suku Biak Numfor. Sama halnya Honai dan Kariwari, Runsram hanya diperuntukkan bagi kaum lelaki. Di Runsram, mereka akan diajarkan menjadi pemimpin yang bertanggungjawab, keahlian memahat, membuat perahu dan sebagaiknya. Runsram berbentuk bak perahu terbalik sebagai pertanda mayoritas pekerjaan warganya sebagai nelayan.

6. Rumah Jew

Suku Asmat juga punya rumah adat khas bernama Jew. Rumah ini biasanya berbentuk rumah panggung dengan atap dari anyaman daun nipah dan sagu. Dinding bangunan terbuat dari papan yang disusun atau kulit kayu.

7. Rumah Panggung

Rumah Panggung adalah tempat tinggal Suku Imian, Sawiat dan Maybrat. Ketiga suku tersebut tinggal di daerah pegunungan dan pesisir pantai. Permukiman suku tersebut mengikuti alur perbukitan, jalur jalan, dan aliran sungai dengan pola yang tersebar. Adapun untuk di wilayah pesisir, hunian biasanya memiliki pola mengikuti garis pantai. Rumah panggung punya pintu dan jendela berukuran kecil dengan jumlah yang tak banyak.

8. Rumah Pohon

Papua juga punya rumah adat yang didapuk sebagai salah satu yang tertinggi di dunia lho! Namanya Rumah Pohon yang biasa dihuni Suku Korowai. Mereka biasa tinggal di puncak kanopi hutan dengan struktur bangunan yang berada di permukaan tanah. Rumah pohon tersebut ternyata berfungsi untuk melindungi diri dari gangguan makhluk jahat atau disebut ‘laleo’.

Dengan kekayaan alam yang melimpah, tak heran kalau hampir semua bangunan rumah adat Papua memakai material yang dikumpulkan langsung dari hutan. Jerami biasa untuk atap, akar dan ranting untuk menopang rumah hingga tanah liat sebagai bahan tembok.

Demikian penjelasan rumah adat Papua yang unik dan berfilosofi tinggi. Semoga kalian semakin bangga dengan Indonesia.

Kontributor : Alan Aliarcham

Load More