Bagian-bagian Gendang Beleq:
- Rempeng, yaitu penampang gendang yang terbuat dari kulit sapi.
- Batang, yaitu badan gendang yang dibuat dari kayu.
- Jangat, yaitu tali yang dibuat dari kulit.
- Wangkis, yaitu tali penguat yang melingkari rempang dan terbuat dari kulit.
- Penggulung, pembungkus kawat.
Satu kelompok kesenian gendang beleq terdiri atas 14 sampai 18 pemain. Namun, untuk penampilan gendang beleq yang baku pemainnya berjumlah 40 orang. Biasanya gendang beleq yang baku ini ditampilkan pada acara-acara khusus seperti Maulid Nabi dan lebaran.
Untuk dapat memainkan gendang beleq, pertama-tama seseorang harus belajar irama musiknya lebih dulu. Belajar memainkan gendang beleq dilakukan dengan cara peniruan, pertama latihan pukulan yang dilakukan dalam waktu kurang lebih satu pekan dan dilakukan setiap malam.
Pengalaman belajar Gendang Beleq inilah yang diceritakan salah seorang sekaha, Lalu Rifky Hidayatullah (19). Ia menceritakan bahwa memainkan dan belajar gendang beleq itu susah-susah gampang.
“Sebenarnya kalau dibilang susah ya enggak, tapi tempat yang bisa dibliang susah itu menjaga konsistensi dan ketekunan. Kadang saya Latihan setiap malam sampai larut,” katanya kepada Suara.com, Sabtu (4/12/2021).
Bermain dan belajar gendang beleq, kata Rifky, tak hanya soal memainkan alat musik, tetapi ada kebanggaan tersendiri ketika menabuh alat musik tradisional itu. Sebab menurutnya, alat musik yang merupakan kesenian tradisional suku Sasak itu mesti terus dilestarikan.
“Sebetulnya bangga ya, terutama kita sebagai generasi muda suku Sasak, wajib minimal tahu dan paham soal alat musik pengadeq-adeq (warisan) dari leluhur kita,” kata Rifky.
Memang, lanjut Rifky, menurut penilaiannya, minat generasi muda untuk mempelajari gendang beleq ini masih minim. Ke depan, harapnya, diperlukan upaya yang lebih kuat guna membangkitkan kecintaan terhadap budaya warisan nenek moyang ini.
“Secara umum, masih sedikit generasi muda yang mau belajar soal ini (gendang beleq), apalagi di kota,” kata sekaha yang tergabung dalam kelompok musik tradisional Kidung Teateral Sasak (KTS) yang berdomisili di Desa Monggas, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, NTB ini.
Baca Juga: Antisipasi Omicron Saat Libur Nataru, Ini Langkah Polres Lombok Tengah
Ia juga menceritakan soal sepinya panggilan kelompoknya untuk tampil saat pandemi.
“kemarin awal-awal covid kan tidak boleh ada kerumunan, nyongkolan juga dilarang, praktis sepi waktu itu, kemarin-kemarin ini kita tampil menghibur lagi, semoga ke depan bisa rutin seperti sebelum pandemi-lah,” tukasnya.
Bagaimana? Tertarik untuk menonton tabuhan gendang beleq?
Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran