Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 04 Desember 2021 | 09:20 WIB
Nasi Balap Puyung khas Lombok. [Foto : Suara.com/Lalu Muhammad Helmi Akbar

SuaraBali.id - Selain menawarkan panorama alam yang tak pernah bosan di pandang mata, Lombok juga menyimpan banyak keunggulan di dalamnya. Salah satunya kuliner.

Makanan khas Lombok terkenal karena cita rasanya yang khas. Satu di antaranya adalah nasi Balap Puyung. 

Kuliner khas legendaris Lombok Nasi Balap Puyung ini, sudah beken sejak 1970an. Pencetus pertamanya bernama Inaq Esun.

Menu racikan spesial Inaq Esun ini menyajikan sensasi pedas khas masakan Lombok. Pedasnya tak sama dengan masakan lain.

Baca Juga: Menu Tersohor Khas Airkuning Jembrana, Pindang Kuning Hingga Kepiting Goreng

Makanan sederhana yang tak pernah sepi peminat. Nasi putih, ayam suwir bumbu pedas, ayam suwir kering, kacang, kedelai.  

Sambalnya yang pedas khas dari cabe kering bikin sensasi menyemangati.

Inaq Esun mulai memasarkan Nasi Balap Puyung sejak tahun 1972.  Sampai sekarang makin banyak orang menyukai menu ini. Outlet penjualannya ada di beberapa tempat. Di terminal Bandara Lombok pun tampak selalu ramai. 

Pada awal usahanya, pada 1970an itu, Inaq Esun memasarkan masakannya dari pasar ke pasar. Keliling dengan sepeda menjajakan nasi panas dengan lauk ayam suwir pedas berbungkus daun pisang segar. Aroma daun pisang menambah kelezatannya.

Peminatnya makin banyak. Lalu pada tahun 1980 Inaq Esun mendirikan rumah makan.

Baca Juga: Asal Usul Nasi Jinggo Bali, Berawal dari 2 Perempuan di Terminal Suci Denpasar

Lokasi rumah makan Inaq Esun tepatnya di dusun Lingkoq Daye, Desa Puyung, Kabupaten Lombok Tengah. Sekitar 30 kilometer dari Kota Mataram dan sekitar 5 kilometer dari Bandara Lombok.

Banyak pengunjung datang dari luar Lombok. Para pelancong tak keberatan memampiri kedai dalam gang ini. 

"Penikmat kuliner  memburu makanan enak tak peduli dalam gang," ujar seorang pemandu wisata. Tidak sedikit wisatawan yang datang lewat tengah malam. Warung Inaq Esun memang buka 24 jam. 

Asal usul nama nasi balap

Label Nasi Balap mencuat lantaran cucu Inaq Esun adalah pembalap jalanan. Bersama rombongan teman teman pembalap, usai balapan selalu  datang makan di warung nenek Esun.  

Keadaan yang sama terus berulang. Hingga pada suatu saat, selepas balapan, tercetuslah ide untuk menamakan warung neneknya:  Warung Nasi Balap.

Inaq adalah panggilan untuk seorang ‘Ibu’ dalam bahasa Sasak. Adapun Puyung, nama desa tempat warung itu berada, Desa Puyung. 

Sampai hari ini warung dan menu tersebut terkenal dengan sebutan Nasi Balap Puyung Inaq Esun. Saat ini dikelola oleh generasi ketiga, Rismata Gita, cucu dari Inaq Esun---Sang Pelopor.

Gita berharap dapat memperkenalkan makanan khas Lombok Tengah ini kepada para tamu mancanegara, khususnya pembalap MotoGp

“Sebelum ada sirkuit dan MotoGP, yang terkenal di Lombok Tengah ini kan Nasi Balap Puyung Inaq Esun," ujar Gita saat ditemui di rumah makannya (3/12/2021).

Harapannya membuncah, pada sela kegiatan balapan MotoGp nanti, Valentino Rossi dan para pembalap bisa berkunjung menikmati cita rasa khas Nasi Balap. 

“Saya harap ada yang mengajak Valentino Rossi datang makan Nasi Balap ini... Kami akan siapkan tempat khusus," tukasnya. 

Pengelola Kedai Nasi Balap tampaknya ikut menyambut event MotoGP. Mereka berbenah. Beberapa perbaikan dan inovasi untuk  memaksimalkan kemasan dan memperluas jaringan.

“Kita sudah mulai berinovasi, dari segi kemasan agar lebih tahan lama dan merenovasi bangunan agar pengunjung nyaman,” pungkas Gita.

Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar

Load More