Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 02 Desember 2021 | 09:08 WIB
Kuliner Seaofood Khas Pesisir Airkuning. [Foto: Istimewa/beritabali,com]

SuaraBali.id - Menu olahan kuliner masakan yang khas Airkuning, Jembrana Bali menjadi favorit pelancong. Seorang bernama Farida asal Banjar Anyar Desa Airkuning punya menu andalan diantaranya adalah pindang kuning, ikan bakar, dan kepiting goreng.

Farida menuturkan untuk ikan bakar, kepiting dan olahan hasil laut didapat dari nelayan yang ada di Desa Airkuning. Saking dikenalnya, orang biasa menyebut usaha kulinernya saat datang ke Airkuning.

Warung makan yang berdiri 10 tahun ini juga memasak sajian yang tetap ada yaitu nasi campur bahkan juga menerima pesanan.

Masyarakat juga sangat mengidolakan hasil olahan menu kuliner Farida.

"Buka dari jam 9 pagi hingga malam hari jam 10. Ikan laut biasa disajikan setiap hari 5 kg dari seluruh hasil laut. Untuk ayam 10 kg sedangkan ayam kampung 15 kg setiap hari dimasak. Dikerjakan bersama keluarga tanpa mengenal lelah hasil bahu membahu," ujarnya sebagaimana diwartakan beritabali.com – Jaringan Suara.com.

Farida menambahkan, selama ini usahanya mengandalkan kerja sama kreatif, bahkan tiap anggota keluarga mempunyai tugas masing-masing untuk mengolah hasil masakan yang dijual. Harga tergantung dari jenis ikan yang dijual dari sop ikan kakap dan kebutuhan para pembeli langsung saji.

"Untuk kuliner ayam bakar dijual dengan harga 25 ribu per porsi itu pun  ayam kampung. Setiap masakan menggunakan minyak goreng yang murni tanpa menggunakan minyak curah. Karena sajian khas kuliner benar-benar murni dan terasa lebih nikmat. Karena banyak juga pesanan via order dan antar bagi pelanggan," jelasnya.

Farida sangat berharap usaha kuliner ini lebih luas tentu ini butuh juga sentuhan pemerintah agar bisa memperluas kuliner yang kini dikelolanya. Adapun pelanggannya banyak yang memesan dari desa lain dengan mempertahankan masakan tradisi khas pesisir.

"Sehingga para nelayan juga hasil tangkapannya bisa tertampung dan juga sama-sama menghasilkan. Nilai ekonomis justru dikembangkan di desa bahkan masyarakat menikmati," pungkasnya.

Load More