Eviera Paramita Sandi
Kamis, 02 Desember 2021 | 13:26 WIB
Tempat kejadian peristiwa di ruang kerja korban di rumahnya di Lingkungan Pengendong, Prapen, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, NTB) [Foto : Istimewa]

Namun, Fahmi mengatakan kepada korban agar dirinya yang memperbaiki sakelar kilometernya.

Korban kembali ke dalam rumahnya untuk bekerja. Sekitar 15 menit kemudian, Fahmi mendengar suara seperti sapi disembelih.

Namun, Fahmi tidak berani keluar rumah dan mengatakan kepada istri korban agar mengunci pintu dan tidak keluar rumah karena takut.

Setelah mendengar suara gerinda yang tidak berhenti bunyi, kemudian Fahmi mengatakan kepada istri korban untuk melihat korban, apakah sedang bekerja atau tidak mengingat suara gerinda tetap menyala namun tidak ada suara orang.

Baca Juga: Investasi di NTB, Raffi Ahmad Buka Bisnis Daging Sapi Bernama Saffi Ahmad

"Istri korban akhirnya masuk ke dalam TKP dan sudah mendapati korban terbaring dengan luka di leher. Mengetahui kondisi korban, Suciati berteriak memanggil Fahmi," paparnya.

Setelah Fahmi tiba di TKP, ia sudah mendapati korban terbaring dengan luka di leher dan gerinda berada di samping badan korban dalam posisi gerinda menyala. Fahmi langsung mematikan gerinda dan warga sekitar TKP yang mendengar teriakan istri korban berdatangan untuk memberikan pertolongan namun korban sudah meninggal dunia.

"Warga akhirnya memindahkan korban dari TKP ke rumah Fahmi. Adanya kejadian ini, keluarga korban menolak untuk dilakukan proses outopsi, dan menanda tangani surat pernyataan penolakan autopsi. Keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak melanjutkan proses hukum," ungkap Hariono.

Adapun luka yang dialami korban berdasarkan visum luar yakni luka robek pada leher dengan lebar sekitar 7 cm tembus sampai dengan kerongkongan, serta luka lecet pada siku kanan.

Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar

Baca Juga: 4 Pantai di Mataram Akan Ditutup Mulai 24 Desember Hingga 2 Januari 2022

Load More