Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 24 November 2021 | 07:53 WIB
Pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB [Suara.com/ Lalu Muhammad Helmi Akbar]

SuaraBali.id - Gelaran World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika telah usai. Efek berganda dari event yang diselenggarakan selama tiga hari tersebut benar-benar dirasakan daerah penyangga.

Tuan rumah Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram melaporkan capaian pendapatan yang signifikan dari event tersebut. Namun, event WSBK di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah nyatanya tidak begitu berdampak bagi pariwisata di Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Hal ini terlihat dari masih minimnya jumlah wisatawan yang keluar masuk Kawasan tiga gili (Trawangan, Meno dan Air) berdasarkan catatan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) kelas II Pemenang.

”Sejak pertama buka WSBK dan sampai sekarang hanya satu kapal saja yang datang setiap harinya,” ujar Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) kelas II Pemenang Heru Supriyadi, (22/11).

Ia menyebutkan, hanya ada satu kapal dengan penumpang kosong pada hari Minggu. Sedangkan pada Jumat, satu kapal dengan penumpang turun 36 orang dan naik 48 orang. Begitu juga Sabtu, hanya delapan orang yang turun dan naik 15 orang.

”Hari ini (kemarin) belum ada, mudahan ada yang datang,” sambungnya.

Ia melanjutkan, seperti Kapal Eka Jaya yang berkapasitas 200 orang, sekarang hanya memuat 36 orang saja.

“Semoga ada tamu yang sudah menonton WSBK ini datang berlibur ke Gili,” imbuhnya.

Satu-satunya yang ramai adalah kapal publik. Namun, hal tersebut memang sudah lazim terjadi, bahkan sebelum adanya event WSBK.  Kapal publik tersebut beroperasi satu jam sekali.

”Dalam sehari ada sekitar 10 kapal publik beroperasi,” katanya.

Seorang pekerja hotel di Gili Trawangan mengungkapkan pasca-gelapan WSBK di Lombok Tengah, tamu yang menginap di hotel tempat ia bekerja tak mengalami peningkatan. Ia menambahkan bahwa kondisi di tempatnya masih sepi sebagaimana biasanya, okupansi hotel tetap. 

“Enggak ada yang naik, malah tadi saya nanya ke GM, enggak ada tamu katanya,” sebut Lidya, pekerja di Hotel Royal Singosari, Gili Trawangan, Lombok Utara.

Ia menambahkan, pemerintah daerah telah berusaha maksimal untuk menangkap peluang event tersebut. Bahkan upaya pemasaran pun telah dilakukan.

Hanya saja, tamu yang datang ke tiga gili memang tidak ada.

Dihubungi terpisah, Ketua Koperasi Karya Bahari Sabarudin membenarkan jika event WSBK tidak memberi pengaruh apa pun. Intensitas penyeberangan kapal publik yang dikelolanya tidak mengalami perubahan sama sekali.

”Tetap sama saja seperti biasa, sekitar 4-6 kapal sehari. Angka enam itu paling tinggi, tapi sekarang hanya 4-5 saja yang jalan. Sejak Corona ini tidak pernah naik,” bebernya.

Sekali penyeberangan, kapal publik mengangkut 40 penumpang. Mereka didominasi wisatawan lokal, sedangkan mancanegara sangat jarang.

Sejauh ini para penumpang pun dominan pekerja Gili, bukan karena WSBK.

”Mungkin ada, tapi hanya 1-2 saja,” sambungnya.

Sabarudin berharap agar ada slot tamu yang diinapkan ke Gili Tramena. Sebab penurunan jumlah penumpang saat ini mencapai 80 persen dari biasanya.

Sebelum Covid-19 mewabah, pihaknya bisa mengangkut lebih dari 1.000 orang per harinya. Sebanyak 10 hingga 12 kapal dikerahkan.

”Sekarang hanya 150-200 orang saja, itu pun para pekerja di Gili,” tandasnya.

Terpisah, Kasi Analisa Data Pasar dan Pemasaran Wisata Dispar KLU Abdul Hafid H Yusuf mengatakan, kunjungan ke Gili Tramena memang belum bisa terlihat langsung saat ini. Rekapitulasinya baru akan diketahui pada bulan depan.

”Karena hotel-hotel ini juga hanya memberikan data satu kali sebulan,” katanya.

Jika pada datanya nanti menunjukkan peningkatan, maka bisa dipastikan itu karena WSBK. Pihaknya juga akan melakukan kroscek asalnya dari mana saja.

Namun jika melihat kendaraan yang disediakan Dishub NTB di terminal Bangsal, memang ada tamu dari WSBK datang ke Gili. Informasi tersebut diakuinya baru diterima dari pihak Damri.

 Meski begitu, pihaknya belum mendapat data pasti.

”Untuk memperoleh data yang masuk ke gili nanti kita kordinasikan dulu dengan pihak lainya,” ucapnya.

Sejak Januari hingga Agustus total tamu yang menginap di hotel sebanyak 19.357 orang. Yakni wisatawan lokal 9.490 orang, dan mancanegara 9.867 orang.

”Ini bukan data yang dari Gili saja, tetapi data se-KLU,” tegasnya.

Ia menambahkan, data yang baru masuk untuk Kecamatan Pemenang baru dari Januari hingga Mei, sebanyak 17.312 orang. Sedangkan data dari Juli hingga sekarang belum ada masuk.

Di Kecamatan Tanjung, dari Januari hingga Agustus 1.650  orang. Kecamatan Gangga dan Kayangan kosong.

”Sedangkan Kecamatan Bayan Januari hingga Mei 395 orang,” tutupnya. Kenyataan ini kotradiktif dengan dampak yang diterima kabupaten lain.

Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar

Load More