SuaraBali.id - Ada banyak cerita yang terjadi selama penyelenggaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pekan lalu. Tak hanya para atlet, namun seluruh peserta seperti tenaga Kesehatan (nakes) dan wartawan peliput yang punya cerita tentang pelaksaan event olahraga tersebut.
Cerita datang dari seorang wartawan Bali yang merasakan bagaimana suasana karantina di KM Tidar milik PT Pelni. Menurutnya perasaan ketakutan dan penuh kekhawatiran menyelimuti pikiran para peserta PON Papua ketika hasil tes Swab PCR dinyatakan positif.
Karena mereka pasti akan dievakuasi atau "diangkut" ke dalam Kapal Motor Tidar untuk mendapatkan penanganan medis.Bahkan kekhawatiran tersebut menjadi isak tangis ketika para medis menjemput mereka dengan ambulan khusus, untuk selanjutnya pasien menjalani isolasi terpusat (isoter) terpadu COVID-19 di KM Tidar milik PT Pelni yang siap menampung warga terpapar virus corona tersebut.
Kapal KM Tidar yang merapat di dermaga Pelabuhan Kota Jayapura tersebut dapat menampung sedikitnya 924 orang pasien yang terpapar COVID-19 selama berlangsungnya ajang PON XX.
Sebelumnya Kapal Tidar itu sejak tanggal 20 Agustus telah digunakan sebagai isolasi terpusat bagi warga Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura yang terpapar virus COVID-19 karena saat itu banyak warga yang tidak disiplin dalam melakukan isolasi mandiri di rumah.
Banyak warga yang sembuh setelah menjalani perawatan dan kemudian pelayanan dilanjutkan untuk menangani peserta PON XX yang terpapar COVID-19.
Seratusan Pasien
Seorang petugas medis, Devi mengatakan sejak berlangsungnya olahraga nasional empat tahunan ini, sudah melayani seratusan pasien yang terpapar COVID-19 baik atlet, pelatih dan pendamping (ofisial) termasuk juga sejumlah wartawan.
Menurut Devi, bagi warga yang baru masuk karantina di Kapal Motor (KM) Tidar, pertama kali masuk kapal tersebut pasti merasakan aneh, dan penuh perasaan cemas, karena ruangan di kelas ekonomi yang biasanya dipakai muatan penumpang, kali ini disulap menjadi ruang isoter dengan ratusan tempat tidur berjejer, tapi tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti jarak tempat tidur antara satu dengan yang lainnya.
Pemandangan KM Tidar yang merapat di dermaga Jayapura dari kejauhan seakan tidak ada aktivitas, layaknya seperti kapal-kapal penumpang lainnya. Namun kekhususan pada kapal tersebut adalah disulap menjadi ruang isoter terapung selama berlangsungnya PON yang pertama kali di "Bumi Cendrawasih" itu.
Kapal KM Tidar khusus didatangkan dari pangkalan Jakarta tersebut, memang dirancang untuk melayani pasien terpapar COVID-19. Dengan tujuan ajang olahraga nasional itu tak sampai terganggu ketika ada peserta yang dinyatakan positif, karena kapal inilah nantinya yang akan menampung penderita COVID-19.
Di kapal tersebut juga sudah siaga melayani "penumpang COVID-19" dengan perlengkapan medis dan paramedis yang siaga 24 jam. Termasuk juga Tim Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 juga siaga di daratan untuk menjemput pasien tersebut dengan armada ambulan.
Dokter Devi menuturkan selama berlangsungnya PON, pasien yang masuk mencapai ratusan orang. Mereka sebagian yang terpapar adalah status orang tanpa gejala (OTG).
Perlakukan medis sebelum masuk ke dalam KM Tidar, pasien akan dicek terlebih dahulu tensi darahnya, suhu tubuh, dan kadar oksigen dengan alat oximeter. Setelah itu diberikan sejumlah tablet vitamin dan obat-obatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka supaya cepat sembuh.
Pasien yang masuk ke kapal Tidar ini ada yang sampai menjalani isolasi hingga 14 hari, karena ketika dilakukan tes Swab PCR hasilnya masih positif. Jika pasien seperti ini, maka tak diperbolehkan dulu turun kapal alias pulang.
Tapi ada juga pasien baru semalam di KM Tidar, esok harinya dilakukan Swab PCR hasilnya negatif, maka pasien tersebut diperbolehkan turun kapal dan dibekali surat keterangan bebas COVID-19 dari pihak dokter yang bertanggung jawab di kapal tersebut.
Cemas di Kapal Tidar
Awalnya ada perasaan cemas dan khawatir, karena sejak dijemput di hotel sebagai tempat menginap selama aktivitas PON perasaan menjadi ketakutan, karena isoter itu berada di kapal laut. Saat tertentu akan ditambatkan atau lego jangkar di tengah laut jika situasi pasien dalam kondisi dianggap mengkhawatirkan bagi warga atau peserta PON.
Apalagi saat dijemput Bersama empat pasien dengan ambulan, selepas dari gerbang hotel Grand Allison Sentani, Kabupaten Jayapura laju kendaraan ambulan bergerak cepat dengan raungan sirine tak putus-putusnya. Dengan pengawalan dari Satgas COVID-19 yang menaiki motor untuk memperlancar laju ambulan hingga menepi di dermaga Pelabuhan Jayapura.
Seorang rekan wartawan dalam satu mobil sempat muntah-muntah, pikiran resahnya meningkat, karena ada dugaan ini teman benar-benar positif akut positif COVID-19.
Biasanya untuk menghindari pasien terkontaminasi dengan lingkungan lain, dan hal-hal yang tak inginkan terjadi atau kaburnya pasien, maka kapal Tidar pada malam hari melakukan lego jangkar di tengah laut.
"Astungkara (puji syukur Tuhan).... kemarin saya bersama rekan-rekan seprofesi wartawan, dan dari staf KONI Bali sempat 'berlayar' di kapal ini. Begitu di tes Swab hasilnya negatif, sehingga kami bisa turun kapal," ujar Dewa Krisna seorang wartawan dari Bali.
Dewa Krisna menuturkan, awalnya saat dinyatakan positif COVID-19 pada 15 Oktober malam atau rencana sehari sebelum bertolak ke Pulau Dewata sempat kaget dan syok. Karena selain memikirkan keluarga juga tempatnya jauh di seberang pulau.
Namun berkat layanan para medis dan dukungan dari tim Kontingen Bali, semuanya kita bisa kembali dengan selamat dan sehat ke Pulau Dewata. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Tiket Ludes 2,5 Bulan, OPPO Run 2024 Sukses Gelar Event Olahraga di Bali
-
Ingin Punya Rumah di Kota Pahlawan? Hadiri KPR BRI Property Expo 2024
-
Pintu Masuk Desa yang Terdampak Erupsi Lewotobi Dipasangi Spanduk Dilarang Masuk
-
Bawaslu Bali Mulai Awasi Serangan Fajar Jalur Uang Digital
-
Inilah Kelebihan Apple Watch SE Gen 2