Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 13 Oktober 2021 | 17:55 WIB
Sejumlah Umat Hindu saat persembahyangan Hari Raya Galungan di Ubud, Bali, Rabu (10/2).

SuaraBali.id - Daftar hari besar Agama Hindu. Hari besar agama Hindu dirayakan untuk memperingati peristiwa maupun kebijaksanaan lokal, termasuk di Bali.

Biasanya umat Hindu melakukan sembahyang atau upacara suci. Ada beberapa hari besar agama Hindu di Indonesia, khususnya di Bali.

Hari besar itu berdasarkan Kalender Saka dan Kalender Bali.

Berikut Hari Raya Agama Hindu di Indonesia yang perlu diketahui:

Baca Juga: Konsep Tuhan Dalam Agama Hindu dan Aliran Utama

Hari Raya Agama Hindu berdasarkan Kalender Saka

1. Hari Raya Nyepi

Umat Hindu Kota Pekanbaru melaksanakan upacara Melasti dalam rangka menyambut Nyepi di Danau Buatan Rumbai, Kamis (11/3/2021). [Foto Riauonline]

Hari suci umat Hindu ini dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Hari Suci Nyepi mempunyai makna yang sangat mendalam, yakni sebagai hari kebangkitan, hari toleransi, hari pembaruan, hari kebersamaan, hari kedamaian hingga hari kerukunan nasional.

Penanggalan tahun baru Saka didasarkan pada hitungan Tilem Kesanga, yang dianggap sebagai hari penyucian dewa-dewa di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup.

Maka umat Hindu melakukan pemujian suci terhadap mereka.

Baca Juga: 16 Cafe di Bali Instagramable, Ada di Ubud, Kuta sampai Seminyak

Tahun baru Saka di Bali dimulai dengan aktivitas menyepi, aktivitas yang biasa berjalan tidak ada. Semua kegiatan di sana ditiadakan, termasuk pelayanan umum.

Bahkan bandara Internasional di sana juga tutup, kecuali rumah sakit.

Saat menyepi, umat Hindu memohon kepada Tuhan menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).

Berbagai rangkaian upacara pun dilakukan umat Hindu sebelum Hari Raya Nyepi. Diantaranya Melasti, Tawur (Pecaruan) dan Pengrupukan.

2. Hari Raya Siwaratri

Upacara Hari Siwaratri di Pura Agung Jagatnatha, Bali, Selasa (12/1/2021). [Beritabali/Ist]

Siwaratri mempunyai arti malam agung turunya Siwa. Selain hari raya, Siwarati juga sebuah festival yang digelar setiap tahun untuk memperingati hari turunnya Tuhan atau siwa.

Peringatan ini juga dikenal dengan istilah Padmarajati yang diperingati setiap tahun pada malam ke-13 atau hari ke-14 di Bulan Magha dalam penanggalan Hindu.

Festival dirayakan dengan mempersembahkan daun Bael atau Bilwa kepada Siwa. Selama sehari dan semalam begadang.

Sepanjang hari semua pemuja melafalkan mantra suci Pancaaksara yang ditujukan kepada Tuhan “Om Nama Siwaya”.

Hari Raya Hindu berdasarkan Kalender Bali

1. Hari Raya Galungan

Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan di tengah situasi aktifitas Gunung Agung pada level siaga di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu (1/11

Hari raya ini dirayakan oleh umat Hindu Bali setiap 210 hari. Perhitungannya menggunakan kalender Bali, yakni pada hari Budha Kliwon Dungulan, sebagai kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).

Adapun rangkaian hari Galungan yakni Tumpek Wariga, Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Hari Penyekeban, Hari Penyajaan, Hari Penampahan, Hari Raya Galungan, Hari Umanis Galungan, Hari Pemaridan Guru, Ulihan, Hari Pemacekan agung, Hari Raya Kuningan dan Hari Pegat Wakan.

2. Hari Raya Kuningan

Perayaan Hari Raya Kuningan di Bali [Shutterstock]

Hari raya ini dirayakan oleh umat Hindu Dharma Bali dan diperingati setiap hari Saniscara (Sabtu) Kliwon, wuku Kuningan.

Hari raya ini dilaksanakan setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali (ada 35 hari dalam satu bulan kalender Bali). Kuningan memiliki arti kata kauningan yang berarti mencapai spiritual dengan cara intropeksi supaya terhindar dari bahaya.

Pada Hari Kuningan, umat Hindu Bali membuat nasi kuning sebagai lambang kemakmuran.

Nasi itu dijadikan sesaji sebagai tanda terima kasih dan suksmaning idep sebagai manusia yang menerima anugerah dari Hyang Widhi berupa bahan sandang dan pangan.

3. Hari Raya Saraswati

Hari raya ini diperingati sebagai hari turunya ilmu pengetahuan. Umat Hindu Bali merayakan hari raya ini setiap 210 hari dengan menggunakan perhitungan kalender Bali pada Sabtu (Saniscara), Legi (Umanis), Watugunung. Di hari ini umat Hindu melakukan pemujaan pada Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni.

4. Hari Raya Banyu Pinaruh

Upacara Banyu Pinaruh dilakukan setelah Hari Raya Saraswati, tepatnya pada Saniscara Umanis Watugunung. Tujuannya untuk pembersihan dan kesucian diri.

Banyu berasal dari kata banyu yang berarti air (kehidupan). Sedangkan pinaruh berasal dari kata weruh yang berarti pengetahuan.

Sehingga mempunyai makna memohon air sumber pengetahuan.

5. Hari Raya Pagerwesi

Hari ini dirayakan untuk memuliakan Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta).

Hari raya ini diperingati setiap Rabu Kliwon wuku Sinta.

Filosofi hari raya ini sebagai simbol keteguhan iman. Peger berarti pagar atau pelindung, sedangkan wesi berarti besi. Pager besi memiliki makna suatu sikap keteguhan dari iman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia.

Hari raya ini diperingati dengan melakukan persembahyangan, mulai dari Sanggah/Merajan (tempat sembahyang di sekitar rumah) hingga ke Pura.

Itulah hari besar Agama Hindu di Indonesia, khususnya di Bali. Apakah kamu tertarik ke Bali untuk menyaksikan hari-hari besar itu?

Kontributor : Muhammad Aris Munandar

Load More