SuaraBali.id - Senggigi terkenal dengan objek wisata pantainya yang cantik. Pasir putihnya dan sunset-nya berlatar belakang siluet Gunung Agung, Bali sangat mengesankan.
Senggigi pun menjadi objek wisata tersohor di dunia dan selalu membuat rindu para wisatawan.
Kawasan Senggigi berada di Kabupaten Lombok Barat dan untuk menempuhnya membutuhkan waktu sekitar 30 berkendaraan roda empat dari Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram.
Bisa dibilang masa keemasan Senggigi itu pada tahun 1990-an. Turis mancanegara dan domestik berseliweran di pusat kota Senggigi.
Namun, badai pun mulai menerpa saat terjadi gempa bumi yang menggoyang Pulau Lombok pada tahun 2018, denyut nadinya perlahan-lahan mulai meredup.
Dilansir dari Antara, Selasa (7/9/2021), sempat mulai bangkit kembali. Namun, pandemi Covid-19 pertengahan 2020 makin meredup kembali.
Kerlipan lampu-lampu keindahan dari hotel, restoran, dan tempat hiburan mulai padam. Jalanan sepi hingga serupa hidup enggan mati pun enggan.
Fokusnya pembangunan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah menambah merananya "Si Cantik Pulau Lombok".
Warga setempat yang 80 persen menggantungkan hidupnya di dunia pariwisata pun berseloroh, "Jangan lupakan kami, Senggigi. Kami dahulu menara pariwisata terpandang di kepulauan Sunda Kecil."
Baca Juga: Wisata Bali: Wagub Cok Ace Rancang Skema Essential Travel untuk Turis Asing
Itulah yang menjadi "pekerjaan rumah" bagi Pemprov NTB, khususnya dinas pariwisata, agar tidak hanya fokus pada pembangunan wisata di Lombok Tengah, tetapi harus mempertahankan aset berharga yang namanya sudah terkenal lebih dahulu, yakni Senggigi.
Pemprov NTB jangan sampai melupakan Senggigi sebagai legenda pariwisata. Legenda pariwisata yang telah memberikan banyak pemasukan bagi provisi tetangga Pulau Bali.
Karena keprihatinan itulah, Pemerintah Desa Senggigi bertekad menghidupkan kembali melalui desa wisata berbasiskan masyarakat.
Meski pandemi Covid-19 masih berlangsung, tidak menghambat untuk mengangkat "Senggigi Mendunia".
"Justru dengan pandemi Covid-19 ini, peluang menata desa wisata dengan sebaik mungkin. Hingga ketika new season benar-benar telah siap," kata Kepala Desa Senggigi Mastur.
Tahap pertama yang akan ditata adalah menggali potensi baik wisata, budaya, dan kuliner setiap dusun di Desa Senggigi, seperti pasar jajanan tradisional dan Taman Trigona Mangsit.
Berita Terkait
-
6 Rekomendasi Tempat Wisata di Bali dengan Budget Minimalis, Dijamin Romantis!
-
Kamaniiya Petitenget Seminyak Siap Warnai Wisata Bali dengan Sertifikat CHSE
-
Wisata Bali: Desa Serangan Bertahan di Zona Hijau COVID-19, Warga Patuh Prokes
-
Wisata Bali: Kisah Lumba-lumba dan Nama Pondok Lovina yang Kini Disimpan
-
Wisata Bali: Presiden Baywatch Dikira Hippies, Begini Sejarah Tim Penyelamat Pantai Kuta
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali