Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Senin, 30 Agustus 2021 | 21:59 WIB
[bbn/net/Bertahan Zona Hijau, Desa Serangan Andalkan 2 Upacara Sakral]

SuaraBali.id - Tentang keberlangsungan pandemi COVID-19 yang sudah menginjak lebih dari satu tahun, Kelurahan Serangan, Denpasar Bali menjadi wilayah terlama yang mempertahankan zona hijau di Kota Denpasar.

Dikutip dari Beritabali.com, jaringan SuaraBali.id, saat kasus positif COVID-19 mengalami lonjakan di Kota Denpasar pun, area Pulau Serangan hanya mencapai zona kuning. Setelahnya, kembali ke zona hijau bahkan per 28 Agustus 2021, Serangan mencatat nol kasus positif virus Corona.

Lurah Serangan, I Wayan Karma mengatakan selama pandemi wilayahnya tak pernah sampai masuk zona orange apalagi zona merah. Pihaknya sangat gencar melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan penerapan protokol kesehatan.

"Kami terus imbau masyarakat agar taat protokol kesehatan, juga menjaga imun tubuh. Saat Banyu Pinaruh ini kami juga gelar penyekatan agar tak ada yang melukat ke pantai di wilayah kami, biar tidak menimbulkan kerumunan,” jelas I Wayan Karma saat dihubungi Minggu (29/8/2021).

Baca Juga: Wisata Bali: Kisah Lumba-lumba dan Nama Pondok Lovina yang Kini Disimpan

Selain melakukan langkah penyekatan, pihaknya juga melakukan langkah secara sekala terkait penanganan pandemi COVID-19 ini. Di mana setiap hari raya, dilaksanakan persembahyangan oleh prajuru desa adat untuk memohon keselamatan di Pura Desa.

"Selain itu, masyarakat juga nyejer pejati di masing-masing merajan, ini kebijakan dari Jero Bendesa," tukasnya.

Selain itu, setiap tahun di Desa Adat Serangan juga digelar tradisi Mintar. Di mana tradisi ini merupakan tradisi penolak bala yang dilaksanakan setiap November. Dalam pelaksanaan tradisi ini, semua palawatan Ida Bhatara mesolah keliling Serangan.

"Ida Betara melancaran (keliling) di wilayah Serangan untuk menjaga keamanan wilayah dan masyarakat di sini," tukasnya.

Tradisi ini bermula dari wabah muntaber yang pernah menyerang wilayah Serangan pada 1950-an. Akhirnya desa adat melaksanakan ritual ini setiap tahunnya sebagai penolak bala.

Selain itu, setiap Purnama pelawatan Ida Betara berupa barong juga mesolah.

Baca Juga: Wisata Bali: Presiden Baywatch Dikira Hippies, Begini Sejarah Tim Penyelamat Pantai Kuta

"Mudah-mudahan upaya yang kami lakukan baik sekala maupun niskala ini bisa menghindarkan kami dari bahaya. Tak hanya bagi masyarakat Serangan tapi juga Denpasar, bahkan Bali," kata I Wayan Karma.

Sementara itu, untuk pelaksanaan vaksinasi di wilayah ini, dari 3.000-an penduduk, sebanyak 300-an orang penduduk belum menerima vaksin. Pada 15 September, pihaknya berencana menggelar vaksinasi COVID-19 ini.

"Mudah-mudahan vaksinasi saat itu bisa mengcover semua warga kami di Serangan, sehingga vaksinasi bisa tuntas," demikian harapnya.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, I Dewa Gede Rai mengatakan Kelurahan Serangan merupakan wilayah yang paling stabil semenjak pandemi COVID-19.

"Wilayah ini tak pernah zona merah, paling hanya zona kuning saat kasus di Denpasar melonjak Juli 2021 lalu," katanya.

I Dewa Rai menyebut ada beberapa faktor yang membuat Serangan bisa mempertahankan zona hijau dalam waktu yang lama.

Yaitu faktor geografis di mana Serangan berada pada wilayah yang terpisah dari daratan meskipun saat ini sudah dihubungkan dengan jembatan.

"Dari faktor alamnya, Serangan dikelilingi oleh laut karena berada di daerah pesisir. Juga dari kedisiplinan masyarakatnya menerapkan protokol kesehatan," kata I Dewa Rai.

Juga dari segi mobilitas dan aktivitas penduduk, menurutnya tidak terlalu tinggi sehingga bisa lebih terpantau.

Load More