SuaraBali.id - Seorang wanita Buruh Migran Indonesia (BMI) yang bekerja di Hongkong, asal Desa Sakuru, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi korban penipuan seorang pria berinisial AA.
Melansir laman Beritabali.com, modus yang dilakukan lelaki yang diketahui sebagai salah satu anggota Satpol PP kontrak di Pemerintah Kabupaten Dompu dan bertugas di Kantor Camat Woja ini, adalah dengan cara merayu dan janji manis sehingga meluluhkan hati sang wanita.
Dengan memanfaatkan kelihaiannya merayu wanita, oknum Satpol PP yang beralamat di Desa Rora, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima ini berhasil meraup sejumlah uang, bahkan biaya hidup tiap bulan dari korbannya.
NQ buruh migran asal Desa Sakuru, Kecamatan Monta menceritakan, awal perkenalannya dengan AA melalui pertemanan di media sosial Facebook pada tahun 2017 lalu.
Baca Juga: Food Vlogger Mgdalenaf Laporkan Mantan Admin ke Polisi, Kerugian Capai Rp 2,4 Miliar
“Awalnya melalui permintaan pertemanan di Facebook lalu di Messenger, dia meminta nomor WhatsApp saya, karena sudah dianggap teman, saya pun memberikan nomor HP dan kami pun saling kenal dan pacaran,” ungkapnya.
Janda muda satu anak ini mengatakan, perkenalannya dengan AA bertepatan ketika dia sedang mengurus persiapan pemberangkatan menjadi TKW di Hongkong.
“Saat itu saya sedang di Bima baru pulang dari Taiwan dan sedang mengurus persiapan keberangkatan jadi BMI Hongkong,” ujar NQ.
Dia pun tak menyangka perkenalannya dengan AA hanyalah sebatas dimanfaatkan untuk diploroti uang dan materi lain darinya.
Singkat cerita, pada akhir Desember 2017 dia pun berangkat jadi BMI Hongkong. Demikian juga hubungan asmaranya dengan AA masih terus berlanjut.
Baca Juga: Catut Nama Jokowi, Penipu Artis Fahri Azmi Juga Palsukan Dokumen Bertanda Tangan Mensesneg
“Ketika saya berangkat ke Hongkong saya tinggalkan ATM BNI pribadi saya kepada AA dengan saldo terakhir Rp 3 juta, kira-kira untuk biaya hiduplah,” katanya.
Setelah satu bulan dia mulai bekerja di Hongkong dan mulai menerima gaji, AA pun mulai menghubunginya dan meminta uang dengan alasan sisa saldo yang dia tinggalkan telah habis dengan bermacam alasan.
“Karena hubungan kami saat itu masih baik, saya pun mulai mengirim uang ke nomor rekening pribadi saya yang ATM nya dia pegang dengan kisaran Rp 2-3 juta per bulan, itu berlangsung selama 3-4 bulan, lalu ATM nya saya blokir dengan menghubungi pihak bank karena saat itu ada masalah antara kami,” ujarnya.
Setelah hubungan antara keduanya mulai membaik, AA pun mulai meminta uang dan mulai dikirim olah korban melalui rekening pribadi AA dengan kisaran Rp 2-2,5 juta per bulan, belum lagi uang lain-lain yang diminta hingga kisaran yang mencapai angka Rp 10 juta.
Nampaknya kepolosan NQ dengan alasan saling cinta dan akan menikah dimanfaatkan oleh AA untuk menipu uang hasil jerih payahnya selama menjadi TKW di Hongkong.
“Dia selalu tahu kapan tanggal saya gajian dan sebelum gajian dia selalu meminta uang untuk biaya hidup yang selalu saya kirim tiap bulan, belum lagi uang yang lain-lain yang kisaran hingga Rp 10 juta,” ungkapnya.
Namun, betapa geramnya NQ, kala ia mengetahui AA menikah dengan wanita lain lalu menghilang. Dia pun sadar bahwa selama ini AA telah menipunya dengan dalih asmara.
Dia juga mengetahui bahwa modus yang sama dilakukan AA terhadap BMI lain dengan iming-iming dan janji manis.
“Saya mengetahui bahwa selain saya, ada juga korban wanita lain berinisial SR, BMI Taiwan asal Sape, Kabupaten Bima yang menjadi korban modus yang sama dari AA dengan kerugian mencapai sekitar Rp 80 juta,” tuturnya.
NQ mengaku atas penipuan yang dilakukan oleh AA mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 80 juta hampir sama dengan SR.
“Bisa dihitung sejak tahun 2018 dia selalu meminta uang bulanan Rp 2-2,5 juta per bulan, belum lagi uang kebutuhan lain yang mencapai Rp 10 juta,” katanya lagi.
NQ mengakui dengan bukti transfer dan bukti-bukti lain yang dimiliki melalui keluarga dan perwakilannya di Bima akan melaporkan kasus ini ke Sat Reskrim Polres Bima dan akan dilaporkan juga ke Kasat Sat Pol PP Dompu sebagai atasan AA untuk mendapatkan sanksi atas perbuatannya.
Selain itu, dengan menyampaikan langsung akan penipuan AA, NQ tidak ingin ada lagi korban BMI lain atas penipuan dengan janji dan rayu manis yang dilakukan AA karena kemungkinan setelah menguak kasus ini ada korban-korban lain yang melapor ulah AA.
“Saya tidak ingin ada korban-korban lain, cukup saya dan SR yang jadi korban atas ulah AA, yang memberikan rayuan dan janji manis untuk menipu perempuan,” imbuhnya dengan nada kesal.
Berita Terkait
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Kronologi Penipuan Borrower KoinWorks yang Menyebabkan Kerugian Capai Rp 365 Miliar
-
Dana Pinjol KoinWorks Rp365 Miliar Dibawa Kabur Borrower, Investor Resah
-
Angelina Sondakh Ogah Telepon Reza Artamevia usai Diduga Terjerat Penipuan Berlian: Berat Banget...
-
Menkomdigi Ungkap Perempuan Adalah Korban Penipuan dan Pornografi Terbanyak di Medsos
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Dispar Bereaksi Ketika Bali Tidak Direkomendasikan di Tahun 2025 : Tidak Ada Alasan
-
Serangan Hoaks Pilkada Bali: Polda Kewalahan Buru Buzzer TikTok & Instagram
-
Kecelakaan Beruntun di Gatsu Tengah Denpasar, Ini Kronologi Awal Dan Penyebabnya
-
Spanduk Coblos Si Gundul Akan Dikembalikan ke Rumah Paslon, Satpol PP : Biar Tak Jadi Sampah
-
Hadapi Kepadatan Akhir Tahun di Bali, Kemacetan Mengerikan Tahun Lalu Diharapkan Tak Terulang