Mencermati situasi, Gusti Ngurah Rai kemudian memerintahkan pasukannya untuk pindah ke Desa Kelaci yang berada di timur Desa Ole.
Pada 20 November 1946 pagi, diketahui pasukan Belanda sudah berada di dekat lokasi pasukan Ciung Wanara berada.
Pasukan Pindah ke Uma Kaang, Hindari Korban Sipil
Dengan pertimbangan agar tidak ada warga Desa Kelaci yang menjadi korban pertempuran dengan Belanda, Gusti Ngurah Rai dan Pasukan Ciung Wanara kemudian pindah lokasi ke area persawahan Uma Kaang.
"Jadi ada perintah pindah dari Pak Ngurah Rai dari area Desa Kelaci ke area persawahan Uma Kaang yang juga masih berada di wilayah Desa Kelaci," lanjut pemandu Gede Putu Abdiyasa.
Baca Juga: Pesona BMW 320i Touring M Sport dan BMW 330i M Sport yang Hari Ini Meluncur di Indonesia
Pada 20 November pasukan Ciung Wanara sejumlah 96 orang sudah siap menghadapi Belanda, dan Belanda sudah mendekati area pertempuran. Pasukan Belanda dari Denpasar juga didatangkan, pasukan Ciung Wanara dikepung di daerah Uma Kaang.
Kolonel I Gusti Ngurah Rai memilih area persawahan Uma Kaang karena posisinya lebih tinggi dibandingkan lokasi lain. Lahan persawahan di dataran tinggi itu ditanami jagung dan ketela rambat seluas 9 hektar.
"Kenapa dipilih lokasi yang lebih tinggi, karena efektif untuk jarak tembak. Terbukti pada pertempuran paginya pasukan Belanda dipukul mundur dan banyak yang tewas. Pasukan Belanda kemudian mundur dari arena pertempuran," lanjut Gede Putu Abdiyasa.
Belanda Pakai Pesawat Pengintai, Pertempuran Tak Seimbang
Kalah di pagi hari, pasukan Belanda kemudian menyerang lagi di siang hari dengan serangan pasukan yang lebih besar. Namun I Gusti Ngurah Rai sudah mengatur strategi perang dengan baik, serangan pasukan Belanda di siang hari ini kembali berhasil dipatahkan pasukan Ciung Wanara.
Baca Juga: Resmi Meluncur di Indonesia, Baterai All-New Nissan LEAF Garansi Delapan Tahun
"Siangnya (pasukan Belanda) dipukul lagi, pasukan Belanda kemudian mundur lagi sampai Pasar Marga," urai Gede Putu Abdiyasa.
Berita Terkait
-
Kisah Keluarga Patrick Kluivert, Keturunan Bintang Pesepak Bola
-
Profil Noah Steenbergen, Striker Keturunan Bandung yang Bisa Jadi Opsi untuk Piala Dunia U-17 2025
-
Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
-
Ironi Belanda Gagal ke Piala Dunia U-17 2025 Setelah Pemainnya Banyak Dinaturalisasi Indonesia
-
Jurnalis Belanda Bandingkan Liputan Sepak Bola di Indonesia dan Eropa: Luar Biasa deh Pokoknya
Tag
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Nasi Tepeng Bali, Menu Sarapan Nasi Lembek yang Membuat Banyak Turis Penasaran
-
Politisi Gerindra Kritik SE Larangan Air Minum Kemasan Plastik di Bali, Bagaimana Solusinya?
-
Diejek Jelek & Tak Ideal, Model Bali Ini Buat Perundungnya di Masa Lalu Menyesal
-
23 Persen Sampah di Bali Dibuang Sembarangan, Diduga Jadi Penyumbang Sampah Laut
-
Mewahnya Hotel Tempat Luna Maya Dan Maxime Gelar Pernikahan di Ubud, Akomodasi Full Sampai 3 Hari