Scroll untuk membaca artikel
Dythia Novianty
Senin, 09 Agustus 2021 | 14:26 WIB
Pengrajin ingka terkena dampak Covid-19. [Berita Bali/Istimewa]

SuaraBali.id - Penyebaran virus corona (Covid-19) belum membaik, mendorong diberlakukannya PPKM level 4 di Jawa dan Bali, berdampak pada pengrajin Ingka (semacam piring terbuat dari anyaman lidi atau batang daun kelapa).

I Dewa Ayu Putu Sudarni yang akrab disapa Dewa Biang Mataram (63) asal Desa Mendoyo Dangin Tukad, Jembrana, Bali mengeluhkan sepinya pembeli. Ia mengaku penghasilannya turun drastis.

Keluhan yang sama datang dari Dewa Biang Mataram, di mana penghasilan sebulan sebelum pandemi bisa terjual sampai 20 lusin ingka.

Sejak adanya Covid 19 ini, omzet dan pemasaran usahanya sangat lesu, sehingga dalam sebulan bisa terjual hanya 2 sampai 5 lusin ingka saja.

Baca Juga: Waduh! Hasil Studi Sebut Covid-19 Bisa Buat Otak Menyusut

Untuk 1 lusin Ingka, ia jual dengan harga hanya Rp 90 ribu, sebagaimana melansir dari Berita Bali, Senin (9/8/2021).

Dewa Biang Mataram mengaku, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saat ini ia sangat kewalahan.

Ditambah kini salah seorang dari dua anak perempuannya tertimpa musibah.

Anak perempuan dari Dewa Biang Mataram yang diandalkan bekerja membantunya mencari bahan anyaman, kini mengalami patah tulang, lantaran beberapa hari lalu terjatuh dari pohon, saat berupaya mencari bahan anyaman ingka.

Dewa Biang berharap, pandemi ini segera berlalu dan pemerintah memerhatikan nasibnya dengan membantu mencarikan solusi agar hasil kerajinnya penjualannya dibantu.

Seperti diketahui, PPKM Level 4 berlaku hingga 9 Agustus mendatang, membuat para pelaku usaha dari berbagai sektor usaha mengaku terpukul berat.

Baca Juga: Kisah Memulai Bisnis Perak dengan Mengenalkan Pengrajin Lokal Kendari

Load More