SuaraBali.id - Pandemi Covid-19 yang belum kunjung membaik, memberikan dampak cukup besar pada industri kargo di Bali.
Penurunan permintaan konsumen dan menurunnya kuantitas operasional kapal sebagai akibat dari naiknnya biaya jasa pelayaran kontainer (carrier).
"Kita kekurangan kontainer dalam dunia global dan semakin sedikit kapal yang beredar di laut sekarang karena permintaan ekonomi sedang turun juga semua," keluh Owner Adhi Dharma Cargo, Hendra Arimbawa, dilansir laman BeritaBali, Selasa (29/6/2021).
Selain itu, dia menambahkan, kegiatan pelayaran rendah dan membuat vessel yang beroperasi tambah sedikit.
Baca Juga: Pungutan Tak Sesuai Aturan Merajalela, Industri Galangan Kapal Batam Ancam Mogok kerja
"Sangat sulit mencari keseimbangan permintaan dan ketersediaan kontainer" ungkapnya.
Menurut Hendra, semua itu menyebabkan para pengusaha kargo harus berjibaku untuk mengonfirmasi ketersediaan kontainer dan juga konektivitasnya.
Bahkan, sebelum kontainer sampai ke Bali, kontainer sudah jadi rebutan ketika ada di Surabaya.
"Sudah ludes semua di Surabaya, jadi tidak ada yang ke Bali. Jadi kontainer yang ada itu ketika tiba di Surabaya kita harus rebutan juga dengan kargo-kargo yang ada di Surabaya dan sekitarnya," jelasnya.
Hal ini menyebabkan harga berlipat ganda. Terlebih ada yang berani menawarkan lebih agar bisa diangkut di kapal pelayaran.
"Misalkan harga standarnya 5.000 dolar AS kemudian ada yang berani bayar 5.500 dolar AS, seperti itu jadi efek dominonya," kata dia.
Baca Juga: Koleksi Mobil Cristiano Ronaldo Bertolak dari Turin, Ada Apakah Gerangan?
Para perusahaan pelayaran itu, lanjutnya, di satu sisi belum tentu juga mendapat untung karena mereka muatan logistik yang banyak, tapi kekurangan armada.
"Mereka juga perlu menekan biaya juga, jadi serba sulit tarikan antara bagaimana provider dari liner itu menyiapkan kontainer agar kita bisa kirim dan mereka juga berpikir, bagaimana cara agar dapat mengirim dengan harga yang murah, jadi saling banyak kepentingan saat ini," paparnya.
Ia mengungkap tiga penyebab biaya pelayaran logistik naik. Pertama adalah karena dampak pandemi yang membuat ekonomi menjadi lesu.
Kedua adalah karena "shortage" atau kekurangan kontainer karena pelayaran merespon sepinya pasar, jadinya tidak berani mengeluarkan vessel atau kapal yang banyak mengingat biaya operasional.
"Jadi itu yang menyebabkan kenapa orang-orang pada rebutan karena schedule semakin tipis, semakin sedikit space, kontainer semakin sedikit tapi ekonomi global tetap perlu kontainer," sebutnya.
Ketiga karena peak season atau musim puncak dimana orang-orang di Amerika merayakan Hallowen, kemudian negara Eropa untuk musim panas juga telah melakukan pengiriman dari sekarang.
Selain itu, adanya penerapan peak season surcharge.
Belum lagi ada kejadian kecelakaan di Terusan Suez yang menyebabkan runtutan efek domino terhadap kejadian-kejadian, yang menyebabkan harga-harga meningkat dan lalu lintas pengiriman logistik juga kurang baik di laut.
Berita Terkait
-
Seharga NMAX tapi Bisa Datangkan Duit, Intip Spesifikasi TVS King Kargo
-
Kuasai Pasar Domestik, J&T Cargo Hadir di Pameran Transport & Logistic Indonesia 2024
-
Wawancara Khusus Laurentina 'Suster Kargo', Pejuang Anti Human Trafficking Penerima Anugerah HWPA 2023
-
Pesawat Kargo Layani Rute Jakarta-Manokwari Langsung, Buka Peluang Tingkatkan Perekonomian
-
CKL Cargo Kantongi Sertifikat Halal MUI
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
-
Harga Emas Antam Meroket! Naik Rp14.000 per Gram Hari Ini
Terkini
-
Anomali Cuaca Ekstrem di Mataram Bisa Terjadi Sewaktu-waktu, Nelayan Diminta Waspada
-
Masyarakat Bali Diajak Periksa Bila Temukan Gejala TBC, Biaya Ditanggung BPJS Dan Global Fund
-
Turis Asal Arab Saudi Ditemukan Tak Bernyawa di Hotel Kawasan Legian
-
Bule Rusia Overstay di Bali Berdalih Tak Tahu Aturan Dan Paspornya Terselip
-
Mayat Bersimbah Darah Dengan Leher Tergorok di Taman Pancing Diduga Korban Pembunuhan