Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 01 Juni 2021 | 11:29 WIB
Masjid Al Hikmah Denpasar (denpasartourism)

SuaraBali.id - Sejarah penyebaran Islam di Bali. Agama Islam di Bali adalah minoritas, sementara agama mayoritas adalah Hindu. Namun penyebaran Agama Islam di Bali mempunyai sejarah panjang.

Agama Islam di Bali memiliki presentase kecil yaitu hanya 520.244 jiwa di banding dengan bagian pulau Jawa lainnya. Penyebaran agama Islam di Nusantara bukan tidak pernah menyentuh Bali, pada masa kejayaan Majapahit yang melakukan ekspansi besar besaran pada 1343 di Bali.

Islam telah mendapatkan tempat didalam kerajaan, dengan ditemukannya pemakaman bercorak Islam dekat kedaton yang menandakan adanya pemeluk agama Islam di lingkup keluarga kerajaan.

Meskipun demikian masuknya Islam ke Bali secara resmi diduga pada masa kerajaan Gelgel.

Baca Juga: Nengah Putu Tewas Membusuk saat Cari Rumput, Jasadnya Dikerubuti Lalat Hijau

Delem Ketut Ngelesir, putra raja pertama Samparangan Sri Aji Krisna Kepakisan alias Dalem Sri Kresna Kepakisan, medapatkan undangan berkunjung ke keraton Majapahit tahun 1830-an.

Gerhana bulan total diamati dari Taman Titi Banda Denpasar, Bali, Rabu (26/5/2021). [Antara/Nyoman Budhiana]

Pada masa itu Dalem Ngelesir sebagai perwakilan kerajaan Gelgel, yang merupakan pecahan dari kerajaan Samprangan ini diundang dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Hayam Wuruk.

Ketika kembali ke Gelgel, Dalem Ngelesir mendapatkan pengawalan lebih dari 40 orang yang terdiri dari tentara, juru masak, serta juru kapal yang diketahui semuanya beragama Islam.

Para pengawal tersebut enggan kembali ke wilayah Majapahit, dan kemudian kerajaan Gelgel memberikan permukiman bagi ke empat puluh orang rersebut, mereka diperintahkan untuk mengabdi kepada kerajaan Gelgel tanpa syarat apapun termasuk kebebasan mempertahankan agama yang sudah dimiliki sebelumnya.

Sehingga praktis Islam memulai perjalanannya di pulau Dewata.

Baca Juga: Liga 1 Bergulir, Gelandang Bali United: Yang Penting Prokes Berjalan

Dalam pengawalan Dalem Ngelesir ini disebut-sebut terdapat dua tokoh yang menyebarluaskan Islam di Bali yaitu, Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil yang tidak banyak sumber menyebutkan kiprah dua tokoh ini dalam penyebarluasan Islam di Bali.

Umat Muslim mendengarkan khotbah sebelum menunaikan ibadah Salat Idul Fitri 1442 H di lingkungan Masjid Al-Azhar, Jakarta, Kamis (13/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil menetap cukup lama di Klungkung, kemudian keduanya meninggalkan Klungkung ke arah timur dan berhenti di desa Banjar Lebah, di sini hanya Modin yang menetap sedangkan Kiai Abdul Jalil melanjutkan perjalanan sampai di desa Saren dan wafat di desa tersebut.

Komunitas Muslim tersebut juga membangun Masjid di Gelgel yang menjadi pusat dimulainya aktivitas Islam, Masjid ini merupakan masjid tertua di Bali, selain itu mereka juga melakukan perkawinan dengan masyarakat sekitar.

Sejarah lain yang memperkuat masuknya Islam ke Bali yaitu, peran tentara Islam yang tinggal di desa Kusamba dalam peperangan menumpas Belanda.

Desa Kusamba dikenal sebagai bandar atau pelabuhan penting Kerajaan Gelgel. Desa ini mulai dikenal setelah Raja I Dewa Agung Putra membangun istana yang diberi nama puri "Kusanegara", secara otomatis Kusamba menjadi pusat pemerintahan kedua kerajaan Gelgel.

Dengan adanya pemindahan pusat pemerintahan ini manjadi pintu masuknya saudagar-saudagar dari luar, dari kerajaan-kerajaan lain seperti saudagar Bugis dan Banjar.

Ketika terjadi pemberontakan Patih Maruti, Raja Gelgel banyak mendatangkan pasukan dari Jawa yang nota benenya beragama Islam untuk membantu memadamkan pemberontakan yang tengah terjadi.

Tak usai disitu ketika terjadi ketegangan politik antara I Dewa Agung Istri Kanya selaku penguasa Kerajaan Klungkung dengan pemerintah kolonial Belanda yang ingin menguasai Klungkung masa itu, dimana peperangan dimenangkan oleh Kerajaan Klungkung dengan terbunuhnya jendral Belanda bernama Jendral Michels. Kemenangan tersebut tak lepas dari peran tentara Islam yang ditempatkan di Kusumba.

Selain itu berdasarkan sumber lokal tertulis, yaitu Babad Dalem upaya pengislaman di Bali pada masa kepemimpinan Raja Dalem Waturenggong yang dilakukan oleh utusan dari Makkah.

Namun, tidak tertulis pada abad ke berapa utusan tersebut tiba, yang kemudian hal ini menjadikan polemik. Apakah Makkah yang dimaksud merujuk pada Makkah di negara Arab Saudi atau hanya sebutan tempat yang menjadi penyebaran agama Islam.

Namun, beberapa ahli sejarah menduga, para mubaligh tersebut sesungguhnya dikirim dari kerajaan Demak. Ketika utusan tersebut tiba, Raja Dalem Waturenggong melakukan penyambutan dengan baik, ketika utusan ini mengajaknya untuk memeluk agama Islam Waturenggong secara sopan menolak ajakan tersebut.

Sumber: BPS Bali, Historia

Kontributor : Kiki Oktaliani

Load More