Ngaben yang dilakukan menurut lontar Yama Purwana Tattwa, Pelaksanaan Atiwa-atiwa pembakaran mayat ditetapka dalam ketentuan dalam Yama Purwana Tattwa khususnya tentang upakara dan dilaksanakan di dalam kurun waktu tujuh hari tanpa pemilihan hari baik
Ngaben yang menggunakan aksara atau huruf suci dengan simbol sawa. yaitu diadakan upacara ngulapin terhadap jenazah yang telah dikubur selama tiga hari sebelum dilakukan pembakaran mayat.
Pejati dan Pengulapan di area dalam Jaba Pura Dalem dengan sarana bebanten untuk pejati. pada hari pengabenan jemek dan tulangnya disatukan dalam pemasmian.
Pranawa Bhuanakosa merupakan ajaran Dewa Brahma kepada Rsi Brghu, ngaben Bhuanakosa ini dilakukan kepada jenazah yang baru meninggal dan ditanam disetra.
5. Swasta
Kata Swasta sendiri bermakna lenyap atau hilang, merupakan upacara ngaben tanpa melibatkan jenazah atau kerangka mayat. Hal ini dilaksanakan karena bebrapa hal seperti meninggal di luar negeri atau jenazah yang tidak ditemukan.
Secara umum rangkaian pelaksanaan ritual upacara ngaben sebagai berikut:
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Work from Bali Bisa Jadi Pilihan untuk Bekerja Daring
Ngulapin
Upacara untuk memanggil sang Atma. Upacara ini juga dilakukan apabila yang bersangkutan meninggal di luar rumah seperti di rumah sakit. Upacara ini dilaksanakan tak sama sesuai dengan tata tutorial dan tradisi setempat, ada yang melaksanakan di perempatan jalan, pertigaan jalan, dan kuburan setempat.
Nyiramin atau Ngedusin
Upacara untuk memberaihkan jenazah, upacara ini biasanya dilaksanakan di halaman rumah keluarga yang bersangkutan (natah). Disertai pemberian simbol-simbol seperti bunga melati di rongga hidung, belahan kaca di atas mata, daun intaran di alis, serta perlengkapan lainnya dengan tujuan mengembalikan manfaat dari tubuh dari tahap tubuh yang tak dipakai ke asalnya, apabila roh mendiang mengalami reinkarnasi kembali supaya dianugerahi badan yang lengkap.
Kajang adalah selembar kertas putih yang ditulisi dengan aksara-aksara magis oleh pemangku. Seusai di tulis para kerabat dan keturunan dari yang bersangkutan akan melaksanakan upacara ngajum kajang dengan cara menekan kajang sedikit demi sedikit sebanyak tiga kalo, sebagai simbol kemantapan hati para kerabat melepas kepergian mendiang dan menyayukan hati para kerabat sehingga mendiang bisa segera melakukan perjalanan ke alam selanjutnya
Tag
Berita Terkait
-
Bintang Film Dewasa Bonnie Blue Ditangkap di Bali, 19 Kostum Tematik Disita
-
Warga Desa Jatiluwih Bali Gelar Aksi Protes dengan Tutupi Sawah
-
Prananda Prabowo di Bali, Buka Liga Kampung Soekarno Cup II dengan Doa untuk Korban Bencana
-
Pernah Jebol Argentina, Maouri Ananda Tetap Berlatih Meski Bali United Libur 10 Hari
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Jalankan Program BRI Menanam Grow & Green, BRI Salurkan Bibit Pohon di Bandung
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal