Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Minggu, 16 Mei 2021 | 10:52 WIB
Seorang TKI dari Malaysia gila setelah pulang ke Indonesia. (BeritaBali)

SuaraBali.id - Seorang TKI dari Malaysia gila setelah pulang ke Indonesia. Lalu dipasung keluarga selama 16 tahun sampai lumpuh.

TKI itu bernama Ahmad, 45 tahun. Dia warga Dusun Kamudi Desa Rababaka Kecamatan Woja Dompu, NTB. Ahmad dipasung sejak tahun 2002 lalu.

Dia terpaksa dipasung keluarganya serta warga setempat karena mengalami gangguan jiwa dan kerap mengamuk sehingga mengancam keselamatan warga lainnya.

Ahmad mengalami gangguan jiwa setelah berada di Negara Malaysia saat menjadi TKI. Tidak diketahui penyebabnya, karena secara tiba-tiba Ahmad dipulangkan ke negara asal.

Baca Juga: Malaysia Bakal Deportasi Ribuan eks TKI Bermasalah Melalui Kepri

Kini kondisi Ahmad sangat memprihatinkan, dia hanya hidup dengan seorang ayah bernama A.

Talib (75) yang sudah uzur di rumah yang sangat sederhana.

Untuk makan sehari-hari hanya mengandalkan belas kasihan para tetangga dan keluaga. Semasih ayahnya Talib kuat, Ahmad dinafnafkahi dengan menjadi buruh tani dan berladang.

Tetapi sang ayah kini sudah sangat tua dan tak sanggup lagi untuk bekerja.

Waktu muda Ahmad sebenarnya cukup kreatif, bahkan menjadi andalan sebuah band di daerah ini dengan keahlianya meniup seruling.

Baca Juga: Pemerintah Malaysia Akan Deportasi 7.000 Eks TKI Bermasalah

Dia mengalami gangguan jiwa saat menjadi TKI di Malaysia dan dipulangkan karena penyakitnya tersebut.

Tiba di kampung Ahmad banyak berulah, mengganggu warga dan melempari sejumlah rumah penduduk. Akibat mengganggu keluarga dan warga sepakat memasungnya hingga kini.

Pernah dicoba pasungannya dilepas, tetapi kembali Ahmad berulah dengan menyerang warga dan melempari lagi sejumlah rumah penduduk.

Tetapi kini Ahmad sudah tak kuat lagi, meski pasunganya dilepas dia tak bisa lagi bergerak secara bebas alias lumpuh.

Ayah Ahmad berharap ada pihak-pihak yang bisa membantu terutama untuk kebutuhan sehari-hari.

Ketua RT Dusun Kamudi Desa Rababaka Syamsuddin Aswat menyatakan sejauh ini belum ada pihak yang memberikan bantuan. Ahmad hidup dengan mengandalkan orang tua dan bantuan tetangga.

Memang sebelumnya pernah ada yang menawarkan untuk dibawa berobat ke Mataram. Tetapi karena keluarga tidak punya kemampuan apa-apa terutama uang, makanya tidak diijinkan.

Load More