Scroll untuk membaca artikel
Arief Apriadi
Sabtu, 24 April 2021 | 12:31 WIB
Ilustrasi gempa bumi. (Antara).

SuaraBali.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut potensi munculnya bencana gempa dan tsunami 2021 meningkat di banding tahun-tahun sebelumnya.

Kondisi itu membuat BMGK mengimbau masyarakat dan stakeholder penanggulangan bencana untuk turut meningkatkan kewaspadaan.

"Potensi atau tren kejadian gempa bumi baik di Indonesia maupun di dunia terutama di tahun 2021 ini gejalanya semakin meningkat," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari AyoBandung --jaringan Suara.com, Sabtu (24/4/2021).

"Ini sebabnya kita harus meningkatkan kewaspadaan," tambahnya.

Baca Juga: India Dilanda Tsunami Covid-19, Ratusan Warganya Terbang ke Indonesia

Pernyataan BMKG didukung data kejadian gempa bumi di Indonesia dalam tiga bulan terakhir yang mencapai 300-400 kali setiap bulannya.

Pada Januari, gempa yang tercatat sebanyak 662 kali. Kemudian di bulan Februari terjadi sebanyak 526 kali, dan pada bulan Maret mencapai 920 kali.

Rata-rata keaktifan gempa bumi tersebut diprediksi jauh lebih besar, jika dibandingkan dengan rerata kejadian pada tahun 2008-2020, kata Dwikorita.

Pasalnya, lanjut Dwikorita, rata-rata kejadian gempa bumi di Indonesia dari tahun 2008-2017 terjadi dalam rentang 5.000 hingga 6000 kali selama satu tahun.

Kemudian mulai 2018 melompat menjadi 11.920 kali kejadian, dan tahun 2019 masih bertahan diangka 11 ribu tepatnya, 11.588 kali.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta Jumat 23 April: Umumnya Cerah Berawan

Di sisi lain, tsunami juga jadi momok yang diprediksi akan terjadi makin sering tahun ini. Bencana tersebut, kata Dwikorita, banyak disebabkan akibat erupsi gunung api yang sebagian besar ada di wilayah Indonesia Tengah dan Timur.

Sebagai antisipasi, BMKG di seluruh Indonesia tengah dikerahkan untuk melakukan survei di lapangan untuk memperbarui peta pemodelan zona rawan tsunami.

Load More