Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Rabu, 28 Oktober 2020 | 19:53 WIB
Perguruan Sandhi Murti, Bali. (dok.Beritabali.com/Ist)

SuaraBali.id - Sesepuh Peguruan Sandhi Murti I Gurah Ngurah Harta mengaku siap menghapai laporan senator Bali Arya Wedarkarna atau AWK terkait insiden pemukulan.

Arya Wedakarna dipukul pendemo dalam aksi unjuk rasa di Kantor DPD RI Perwakilan Bali yang berada di Jalan Cok Agung Tresna, Renon Denpasar, Rabu (28/10/2020). Aksi tersenut terpaksa harus dibubarkan oleh aparat kepolisian.

Buntut dari insiden itu, AWK melapor ke Polda Bali. Meski begitu, Ngurah menegaskan pihaknya tak gentar jika AWK benar-benar melaporkan ke polisi. Pihaknya siap melaporkan AWK dengan kasus lain.

"Tidak takut sama sekali (kalau dilaporkan), kita malah akan melaporkan dia dengan kasus lain, seperti penganiayaan ajudannya, pelecehan sulinggih, pengkaburan sejarah, dan lainnya," ujarnya.

Baca Juga: Sedang Salat di Musala, Ruminah Ambruk Dipukul Orang Tak Dikenal

Ngurah membantah jika ada pemukulan saat demonstrasi seperti yang diakui AWK.

"Intinya pemukulan itu tidak ada, dia hanya ingin mengorbankan dirinya agar dikasihani oleh masyarakat Bali, dengan begitu dia merasa teraniaya, dia kan memang selalu begitu," kata Ngurah saat dikonfirmasi, Rabu (28/10).

Senator Bali, Arya Wedakarna menunjukkan bekas pukulan. (dok.Beritabali.com/ist)

Ia menuturkan, situasi di lapangan saat unjuk rasa berlangsung tak sesuai dengan apa yang dikatakan AWK bahwa pendemo merangsek masuk ke kantor DPD Bali. Malahan, kata Ngurah, AWK lah yang sengaja memancing kepanasan hingga kericuhan tak terhindarkan.

"Sengaja dia memancing panasnya anak-anak terus terjadi keributan begitu. Dia juga sudah menyiapkan video," jelasnya.

Ia juga menyampaikan, demo dilakukan karena AWK melecehkan simbol-simbol yang disucikan masyarakat Bali melalui video yang beredar di media sosial.

Baca Juga: Tak Terima Suami Nikah Lagi, Istri Patahkan Tangan Penghulu

"Karena sangat tersinggung dengan pelecehan simbol-simbol yang dipuja masyarakat Bali. Ia mengatakan makhluk, padahal itu adalah sosok yang disucikan tapi ia sebut makhluk, seperti Ratu Niang, Ratu Gede," kata dia.

Untuk itu, massa aksi menutunyt AWK minta maaf kepada masyarakat tetap akan ditunggu oleh Perguruan Sandhi Murti dan warga Nusa Penida.

"Ia harus minta maaf kepada masyarakat Bali, karena telah banyak menghina yang dipuja oleh masyarakat Bali," tuturnya.

Detik-detik Pemukulan

Sebelumnya, beredar video Arya Wedakarna dipukul pendemo. Video itu kini viral di media sosial.

Dalam rekaman tersebut, sejumlah massa tampak menggeruduk kantor DPD Bali di Jalan Cok Agung Tresna, Rabu (28/10/2020) siang.

Mereka datang untuk melakukan demonstrasi. Namun peristiwa tersebut sempat diwarnai ketegangan, tepatnya saat Arya Wedakarna (AWK) menemui demonstran.

Di tengah kerumunan, AWK terkena pukulan di kepala oleh salah seorang pendemo yang nampak naik pitam

Arya Wedakarna dipukul pendemo. (Instagram/@denpasar.viral)

AWK pun refleks memegang kepalanya usai dipukul. Tak cukup sampai di situ, seorang demonstran juga berusaha memukul tangan AWK.

Aparat kemananan yang berada di lokasi pun berusaha mengamankan AWK dan menarik mundur laki-laki tersebut dari pendemo.

Dari informasi yang dihimpun SuaraBali.id, pendemo tersebut berasal dari Nusa Penida dan Ormas Sandhi Murti.

Kontributor : Ach Fawaidi

Load More