SuaraBali.id - Belakangan ratusan warga binaan atau narapidana di Bali dinyatakan reaktif Covid-19.
Tercatat, ada 627 orang di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan dan 69 napi di Lapas Perempuan Denpasar hasil tes coronanya reaktif.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Bali Suprapto didampingi Kepala Sub Bagian Humas dan Reformasi, I Putu Surya mengungkap dugaan penyebab kasus reaktif Covid-19 ini.
"Memang ada beberapa penyebab (napi reaktif Covid-19), salah satunya bisa dipicu stres selama dalam tahanan, sehingga membuat imunitas tubuh jadi turun," kata Suprapto saat dikonfirmasi di Denpasar, Jumat (23/10).
Ia mengatakan bahwa stres menjadi salah satu penyebab utama, sehingga imun menjadi turun. Kondisi stres memicu lemahnya imunitas seseorang, sehingga memunculkan sakit kepala, mungkin rasa sakit di dada dan lain sebagainya.
Suprapto menjelaskan banyak gejala yang dirasakan oleh warga binaan, ketika mereka sering mengeluh sakit kepala dan sebagainya.
"Saya lihat penyebabnya ketika mereka memikirkan masalah mungkin lamanya pidana, kasusnya apa mereka sudah tahu dampak-dampak seperti itu. Misalnya, kasus PP 99 mereka sampai saat ini mendapatkan remisi. Sebelum PP 99 direvisi, persyaratan yang mempersulit mereka itu menjadi beban terus selama dia masih dipidana, karena setiap tahun tidak pernah mendapatkan remisi, ini penyebab utama sebenarnya," ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, kondisi tempatnya yang sempit dan menyebabkan warga binaan bergerak kurang leluasa, sehingga mengganggu kenyamanan untuk istirahat.
Menurutnya, penyebab lain sehingga muncul jumlah reaktif yang cukup banyak ini karena kurangnya asupan nutrisi.
Baca Juga: Bikin Geger, Provokator Ajakan Penjarahan di Bali Belum Ditemukan
"Kalau diberikan buah-buahan, mereka ada yang suka, ada yang enggak. Karena nutrisi itu lebih banyak bersumber dari buah-buahan," katanya.
Suprapto mengatakan penyebab lainnya, yaitu terjadi dehidrasi atau biasanya kekurangan airan di dalam tubuh. Sebab tubuh membutuhkan cairan yang cukup banyak, kurang minum menjadi salah satu penyebab imun menjadi lemah.
Selain itu kurang tidur dan kurang olahraga karena kebanyakan warga binaan mengalami susah tidur.
Menurutnya ketika sudah kurang tidur pasti akan berdampak pada kesehatan, seperti tensi naik sehingga setelah dilakukan tes cepat Covid-19 banyak yang reaktif. (Antara)
Berita Terkait
-
Jadwal Persib Kontra Bali United Resmi Ditunda
-
Jokowi Direncanakan Akan Datang ke Bali Demi Kampanyekan Mulia-PAS, Megawati Tidak
-
Tak Cuma Mary Jane dari Filipina, Yusril Tengah Proses Pemindahan Napi Prancis dan Australia
-
Buntut 'Jalan-Jalan ke Bali', Pengamat Sarankan Pj Bupati Ganti Kadinsos Jika Tak Ingin Kepercayaan Masyarakat Hilang
-
Polisi Ungkap Lab Narkoba Hasis di Vila Uluwatu Bali Hasilkan Duit Rp 1,5 Triliun Dalam 2 Bulan
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Inilah Kelebihan Apple Watch SE Gen 2
-
Kunjungan Wisatawan ke Gunung Rinjani Tinggi, Sampah Capai 31 Ton di Jalur Pendakian
-
Hilang Dua Hari di Kebun Saat Hendak Sembahyang, Dadong Ramaeyani Ditemukan Selamat
-
Dispar Bereaksi Ketika Bali Tidak Direkomendasikan di Tahun 2025 : Tidak Ada Alasan
-
Serangan Hoaks Pilkada Bali: Polda Kewalahan Buru Buzzer TikTok & Instagram