SuaraBali.id - Meski belakangan kabar intimidasi yang dilakukan petugas terhadap warga, Bupati Timor Tengah Selatan Egusem Piether Tahun menyebut, pemerintah tidak bermaksud mengorbankan warga Pubabu dalam pembangunan pertanian di kawasan Besipae.
"Pemerintah tentu menginginkan yang terbaik untuk rakyat. Tidak ingin menyusahkan rakyat," kata Bupati Egusem Piether Tahun, Minggu (23/8/2020).
Pernyataan ini disampaikan usai sebelumnya tindakan penggusuran yang dilakukan aparat kepada warga di Pubabu dinilai represif.
Egusem berpendapat, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak awal sudah menyatakan akan membantu warga membangun kembali rumah mereka, memberikan lahan untuk pertanian, sekaligus melibatkan mereka dalam pembangunan di Besipae.
Baca Juga: 23 Orang Positif Corona, Gubernur Kalbar Minta City Mall Ketapang Ditutup
Meski demikian, dalam proses persiapan lahan di Besipae mendapat penolakan dari masyarakat yang mengklaim tanah tersebut sebagai tanah ulayat.
Ia juga menambahkan, saat kunjungan pertama bersama rombongan Gubernur NTT Viktor Laiskodar pada Juni 2020 lalu, mereka disambut dengan aksi telanjang badan.
Usai penolakan tersebut, Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan berupaya untuk melakukan pertemuan dengan keluarga yang menyerahkan tanah di Besipae pada tahun 1982 lalu.
Akan tetapi, pertemuan urung dilaksanakan lantaran dari empat bersaudara, hanya ada tiga orang yang bersedia untuk berdialog.
"Sebagai Bupati yang pernah bekerja di Besipae pada tahun 1986, saya minta staf untuk melakukan komunikasi kembali dengan semua keluarga," katanya pula.
Baca Juga: 12 Warga Batam Positif Corona Habis Jemput Paksa Jenazah COVID-19
Hingga saat ini belum ada pertemuan itu, karena empat bersaudara yang menyerahkan lahan kepada Pemerintah Provinsi NTT di Besipae belum ada kesepakatan.
Egusem berharap, rencana pengembangan tanaman kelor, porang di atas lahan seluas 3.700 hektare di Besipae tetap berjalan dan memberikan kesejahteraan bagi warga sekitar kawasan itu.
Berita Terkait
-
Profil Rolly Ade Charles: Diduga Terlibat Kasus Intimidasi sebagai Anak Buah lvan Sugianto
-
Tak Lagi Sangar, Begini Tampang Lesu Ivan Sugianto Saat Hendak Ditahan Kasus Paksa Siswa Sujud Menggonggong
-
Kaget Dengar Kapolda Sulsel Intimidasi Jurnalis usai Ungkap Kasus Pungli, IPW: Seperti Terjun Bebas Tanpa Payung
-
Langgar UU Pers, ISESS Kecam Aksi Kapolda Sulsel Andi Rian Djajadi Intimidasi Wartawan: Kapolri Harus Kasih Teguran!
-
Di Tengah Penggusuran PKL, Pemerintah Tak Berani Gusur Restoran Mewah Tak Berizin?
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
Terkini
-
Legenda Nasi Tahu Ni Sarti Sukawati: Kuliner Vegetarian yang Selalu Diburu Wisatawan
-
Dari Pos Pengungsian Gunung Lewotobi, Warga Tetap Dukung Dan Semangati Timnas Indonesia
-
Serangan Fajar Pilkada 2024 Diprediksi Beralih dari Tunai Jadi Uang Digital
-
Raja-raja di Bali Minta Bandara Bali Utara Dibangun di Atas Laut
-
Cerita Warga Saat Kejadian Erupsi Gunung Lewotobi, Lari Dan Hanya Ada Pakaian di Badan