Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Rabu, 19 Agustus 2020 | 14:47 WIB
Sejumlah aparat Brimob sedang berada di Pubabu, Besipae, TTS. (ANTARA/HO-Istimewa)

SuaraBali.id - Kapolres Timor Tengah Selatan (TTS), AKBP Arya Sandi menyebut, pihaknya tidak melakukan tindakan represif terhadap warga di Pubabu, Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT.

"Tidak ada tindakan represif, petugas tidak ada yang menyentuh masyarakat, apalagi menyakiti," kata Kapolres TTS, AKBP Arya Sandi kepada ANTARA melalui aplikasi pesan singkat Whatsapp, Rabu (19/8/2020).

Tanggapannya ini berkaitan dengan beredarnya video tindakan represif aparat Brimob terhadap warga Pubabu. Dalam video yang viral di media sosial tersebut terlihat, ada penembakan yang terjadi pada 18 Agustus 2020 sekitar pukul 11.30 Wita.

Ia menyebut, tembakan tersebut guna menggeser warga yang bersikeras untuk tidak ingin keluar dari tempat mereka berkumpul sebab belum ada penyelesaian yang jelas terhadap konflik tanah tersebut.

Baca Juga: Geger! Anggota TNI AD Ditemukan Meninggal Dunia Tergantung di Pohon Jambu

Warga terus duduk diatas lahan yang mereka klaim sebagai lahan mereka. Dengan alasan itu, beberapa orang anggota Brimob langsung menembakkan senjata ke tanah sebanyak tiga kali sehingga mengeluarkan percikan api dan dentuman yang keras dan asap putih.

Namun, tembakan tersebut membuat ibu–ibu dan anak–anak menangis dan berteriak histeris, "Darah Yesus, darah Yesus".

Ia mengatakan, apa yang terjadi di Pubabu adalah imbauan agar warga untuk mau direlokasi dari tanah milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Tanah tersebut, menurutnya akan dijadikan sebagai pusat pengembangan pertanian.

"Jadi tidak ada tindakan represif, petugas tidak ada yang menyentuh masyarakat apalagi menyakiti. Yang ada adalah mengimbau agar mereka mau direlokasi dari tanah Pemprov," pungkasnya.

Baca Juga: Kena Batunya! Gegara Unggahan di FB, Pencuri Sepeda di Pontianak Dibekuk

Load More