Ini Sanksi Baru Pemkot Mataram Jika Warga Malas Pilah Sampah di Rumah

Pembatasan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir

Muhammad Yunus
Minggu, 21 Desember 2025 | 16:39 WIB
Ini Sanksi Baru Pemkot Mataram Jika Warga Malas Pilah Sampah di Rumah
Baliho berisi instruksi pemilahan sampah mulai dipasang di beberapa lokasi di Kota Mataram [Suara.com/Buniamin]
Baca 10 detik
  • Kota Mataram batasi pembuangan sampah TPA harian jadi sekali ritase, padahal produksi mencapai 200 ton per hari.
  • Masyarakat wajib pilah sampah organik (kantong putih) dan anorganik (kantong hitam) untuk bisa diangkut petugas.
  • Sanksi bagi pelanggar, termasuk hotel dan restoran, adalah sampah tidak diangkut; sosialisasi dilakukan segera tanpa seremoni.

“Ikut mensosialisasikan kepada masyarakat apa dan bagaimana mereka memilah. Apa saja yang harus dipilah,” katanya.

Ia menegaskan, sanksi yang akan diterapkan jika masyarakat tidak memilah sampah yaitu tidak akan diangkut.

Tidak hanya berlaku untuk rumah tangga, melainkan juga hotel, restoran dan kafe.

“Ini instruksi yang baru dan kita sedang sosialisasikan dan belum genap seminggu,” tegasnya.

Baca Juga:Kapasitas Tempat Pembuangan Sampah di Lombok Barat Menipis

Sementara itu, salah seorang warga Kelurahan Cakranegara, I Gusti Ayu Pradnya Premasita mengatakan dirinya sudah mulai memilah sampah.

Namun dirinya untuk sementara ini belum memiliki kantong plastik warna putih, maka digantikan dengan karung.

“Pakai karung yang sampah organik dulu. Belum ada kantong plastik putih,” katanya.

Ia mengatakan, pemilahan sampah ini katanya berdasarkan selebaran yang berisi instruksi walikota yang diberikan petugas sampah.

“Dapat selebaran tadi ini. Tiba-tiba ada di halaman rumah untuk pilah sampah,” ungkapnya.

Baca Juga:BRI Perkuat Gerakan Yok Kita Gas untuk Atasi Sampah Plastik

Sita sapaan akrabnya mengakui untuk tahap awal pelaksanaannya terasa ribet. Namun program pemilahan sampah sebenarnya sudah semestinya dilakukan sejak lama.

Menurutnya, persoalan sampah di Kota Mataram tidak bisa dibebankan ke satu pihak saja, apalagi dengan volume sampah rumah tangga yang terus bertambah setiap hari.

“Soal sampah ini kan masalah kita semua. Harusnya dari dulu sudah mulai pilah sampah dari rumah, bukan baru sekarang,” ujar Sita.

Ia berharap program pilah pilih sampah ke depan bisa terus berjalan dan tidak hanya digalakkan ketika tempat pembuangan akhir sudah penuh.

Kontributor: Buniamin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini