Sindir Soal Proyek Whoosh, Mahfud MD: Ini Utang yang Sangat Aneh

Mahfud MD sebut utang Whoosh ancam kedaulatan negara karena terus bertambah. Menkeu Purbaya menolak bayar utang dengan APBN, setuju diselesaikan secara hukum.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 16 Oktober 2025 | 17:55 WIB
Sindir Soal Proyek Whoosh, Mahfud MD: Ini Utang yang Sangat Aneh
Mahfud MD keracunan MBG (YouTube/Mahfud MD Official)
Baca 10 detik
  • Mahfud MD: Proyek Whoosh ancam kedaulatan, utang & bunga besar, tak tertutupi tiket.
  • Menkeu Purbaya tolak bayar utang Whoosh pakai APBN, salahkan BPI Danantara.
  • Utang Whoosh terus bertambah, dulu Jepang 0,1% bunga, kini China 3,4%.

“Sesudah Jepang meminta kenaikan sedikit, oleh pemerintah Indonesia dibatalkan, dipindah ke China dengan bunga 2%. Bunga 2% tiba – tiba jadi 3,4% yang terjadi. Nah sekarang kita tidak mampu bayar,” sambungnya.

Mahfud berharap agar Purbaya dapat mencari Solusi untuk melunasi utang tersebut, sehingga tidak disita karena pailit.

“Sekarang tidak mampu bayar, Purbaya juga tidak mau bayar. Menurut saya benar Purbaya. Karena apa? Ini masalahnya sangat memberatkan bangsa. Kita membangun itu menghilangkan Pembangunan - pembangunan untuk rakyat yang lain, hanya disedot untuk ini,” terang Mahfud.

“Jadi betul Pak Purbaya, anda didukung oleh rakyat, jangan bayar Whoosh dengan APBN. Carikan jalan keluar agar tidak disita karena pailit, tetapi masalahnya selesaikan secara hukum agar tidak terjadi lagi kepada anak bangsa kita,” tambahnya.

Baca Juga:Menteri Keuangan Sebut Direksi Pertamina Malas Lebih Senang Impor BBM

Purbaya Tolak Bayar Utang Whoosh dengan APBN

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak membayar utang proyek Kereta Cepat Whoosh yang dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menurut Purbaya, tanggung jawab pelunasan utang tersebut seharusnya berada di bawah Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia.

Purbaya menyebut Danantara sebagai holding BUMN seharusnya bisa mengelola itu karena dividen sudah masuk dalam kasnya.

Menurutnya, struktur BUMN kini sudah dibawah Danantara langsung. Hal ini berbeda dengan periode sebelumnya dimana struktur BUMN lewat dividen berada di bawah Kementerian Keuangan melalui pos penerimaan negara bukan pajak (PNBP) berupa kekayaan negara yang dipisahkan (KND).

Baca Juga:Rocky Gerung Sebut Mahfud MD Lebih Cocok Jadi Presiden, Siap Dukung Bila Nyalon

“Kan KCIC (PT Kereta Cepat Indonesia China) di bawah Danantara kan, kalau di bawah Danantara kan mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri yang rata – rata setahun bisa Rp 80 triliun atau lebih. Harusnya mereka manage dari situ, jangan ke kita lagi, karena kalau enggak ya, semuanya ke kita lagi, termasuk dividennya,” ungkap Purbaya.

Purbaya menilai bahwa tidak adil jika APBN harus ikut menanggung utang Whoosh. Pasalnya hasil penerimaan BUMN berupa dividen sudah dikelola Danantara.

“Jadi ini kan mau dipisahkan swasta sama government, ya jangan kalau enak swasta, kalau nggak enak government, saya pikir begitu,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini