Di sisi lain, sebelum pelaksanaan event, panitia pelaksanaan sudah berkoordinasi dengan masyarakat yang ada di lingkar Sirkuit.
Hal ini menjadi keharusan untuk meminta izin kepada pemilik kawasan.
Ini merupakan tradisi yang dijaga dan harus dihormati oleh pendatang sehingga masyarakat sekitar tahu event tersebut.
“Izin dulu dengan yang punya gumi paer (wilayah). Tadi malam berlangsung pertemuan Pocari Sweat, Pemprov NTB, Pemkab Lombok Tengah dan tokoh-tokoh di Lombok Tengah. Kita hidupkan tradisi yang baik,” katanya.
Baca Juga:7000 Orang Siap Jajal Berlari di Sirkuit Mandalika, Tracknya Akan Dibuat Seperti Singapura
Sementara itu, Pelari sekaligus pemandu acara, Daniel Mananta mengungkapkan kekagumannya dengan pemandangan sirkuit Mandalika.
Bahkan ia merasa tidak sabar untuk segera menikmati sensasi berlari di aspal sirkuit.
“Saya pingin banget merasakan sirkuit. Karena aspalnya dilapisi dan pasti sangat mulus. Mungkin bisa berasa lari atas awan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, lari di sirkuit Mandalika ini tidak akan pernah dirasakan di lokasi lain.
Selain aspal yang mulus, para pelari juga akan dimanjakan pemandangan yang sangat indah.
Baca Juga:Harga Tiket MotoGP Mandalika Dijual Murah, Kini Mulai Rp 140 Ribuan Saja
“Pengalaman itu yang kita tidak pernah dirasakan. Kalau bukan karena Pocari run,” ungkapnya.
Selama di NTB, Daniel mengaku sudah berwisata kuliner.
Saat lari pagi di Kota Mataram, ia mengaku sudah mencicipi beberapa makanan khas seperti onde-onde, serabi dan terakhir menikmati kopi.
“Saya selesai lari itu sekitar pukul 06.30 wita. Tapi setelah itu berasa dingin ya. Berharap nanti cuacanya sejuk seperti itu ya,” harapnya.
Ia mengharapkan, pada saat mengikuti event Pocari Sweat Runs ini ada warga yang memberikan semangat kepada peserta.
Terlebih lagi para peserta akan melewati tiga desa di Lombok Tengah.