Aksi Cabul Ustaz Kepada 22 Santri di Lombok Terinspirasi Film Viral Bidaah Malaysia

Pimpinan Ponpes di Lombok Barat, AF, dilaporkan ke polisi atas dugaan persetubuhan 22 santriwati sejak 2016. Modusnya mirip film "Bidaah.

Eviera Paramita Sandi
Senin, 21 April 2025 | 19:35 WIB
Aksi Cabul Ustaz Kepada 22 Santri di Lombok Terinspirasi Film Viral Bidaah Malaysia
ilustrasi pelecehan seksual (freepik.com)

Korban dan pelaku disebut mengakui peristiwa itu.

"Yang bersangkutan mengakui perbuatannya kepada pimpinan ponpes. Tetapi di dalam keterangannya, dia lupa berapa banyak (korbannya). Setelah dapat laporan dari masyarakat ponpes langsung memberhentikannya," ungkapnya.

Dosen Fakultas Hukum Unram ini mengatakan, kelakuan bejat AF terbongkar setelah menonton film Bidaah asal Malaysia.

Dalam film tersebut, salah satu tokoh utamanya adalah Walid, seorang tokoh di lingkungan pondok pesantren.

Baca Juga:Obat Rindu di Balik Jeruji: Lapas Lombok Barat Sediakan Video Call Gratis untuk Warga Binaan

Film ini sempat viral di Indonesia.

Sorotan utama jatuh pada karakter Walid, yang diperankan dengan penuh intensitas oleh aktor senior Faizal Hussein. Kalimat ikoniknya, "Pejamkan mata, bayangkan muka Walid", menjadi tren tersendiri di TikTok, Instagram, dan X (sebelumnya Twitter).

"Bidaah" mengangkat tema sensitif seputar sekte keagamaan yang menyimpang.

Dalam cerita tersebut, Walid digambarkan sebagai pemimpin karismatik namun manipulatif yang mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi, dan memanfaatkan kepercayaan pengikutnya demi ambisi pribadi.

Narasi ini menggugah perdebatan publik, terutama terkait isu fanatisme keagamaan, penyalahgunaan ajaran, dan manipulasi spiritual.

Baca Juga:Perempuan Malaysia Ini Nekat ke Bali Bawa Sabu Terbungkus Plastik di Dalam Kemaluannya

Pada kasus di NTB ini, para korban yang merupakan alumni ponpes melaporkan ke polisi setelah terinspirasi dari film Bidaah.

Para alumni ini ponpes ini bercerita tentang kelakuan bejat AF.

"Kok ustaz ini sama dengan Walid ya. Dan sama-sama bicara dan akhirnya terlaporkan. Di film itu sama dengan pengalamannya waktu di pondok. Kemudian karena film Walid ini lah kemudian berani untuk speak up," lanjutnya.

Aksi bejat itu tegas Joko terjadi karena merasa berkuasa dan kesempatan.

"Itu yang dimanfaatkan oleh pelaku karena ada kesempatan," katanya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili membenarkan adanya laporan dugaan pencabulan dan persetubuhan di lingkungan pondok pesantren. Pelapornya adalah mantan santriwati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini