Sawitri berkisah sejak kecil tepatnya kelas 2 SD sampai kelas 2 SMA ia mengalami bullying atau perundungan.
Sawitri kerap diejek jelek karena kulit gelapnya dan tubuhnya yang dianggap tak idela
Masa kecil Sawitri tidaklah mudah. Sejak kelas 2 SD hingga kelas 2 SMA, ia mengalami bullying atau perundungan dan kerap diejek karena kulitnya yang gelap, tubuhnya yang dianggap kurang ideal.
Bahkan sampai giginya yang putih dan rapi menjadi masalah bagi teman-temannya.
Baca Juga:Ada Bus Listrik Baru dari Korea Selatan Untuk Bali, Bagaimana Kabar Bus Merah TMD?
Ia pun mengalami masa tak percaya diri dan tak mau senyum di hadapan orang lain.
Namun pengalaman pahit ini menjadi pelecutnya untuk membuktikan bahwa yang meremehkannya itu salah.
“Bukan cuma karena kulit gelap, bahkan orang dengan kulit putih pun bisa di-bully. Masalahnya ada pada budaya kita yang harus diubah demi menciptakan generasi yang lebih sehat, bukan hanya fisik tapi juga mental," ujar Sawitri.
Saat ini Sawitri menginisiasi platform "Pustaka Budaya Dunia" untuk menyediakan informasi museum dalam bahasa Indonesia.
"Aku ingin orang Indonesia yang traveling ke luar negeri tetap bisa memahami sejarah dan budaya tempat yang mereka kunjungi," jelasnya.
Baca Juga:Cerita Warga Bali Dijadikan Admin Judi Online di Myanmar, Bukan Kerja di Hotel Malah Disetrum
Dengan platform ini, Sawitri berharap bisa membantu lebih banyak orang Indonesia untuk mengenal sejarah dan budaya dunia dengan lebih mudah.