Ogoh-ogoh Tikus Berdasi Bawa Tuas Pompa BBM Viral, Warganet : Kayak Kenal

Ogoh-ogoh tikus berdasi kritik korupsi viral saat pengerupukan Nyepi di Bali. Simbol ini bukan pertama kali muncul, merepresentasikan maraknya korupsi.

Eviera Paramita Sandi
Senin, 31 Maret 2025 | 08:34 WIB
Ogoh-ogoh Tikus Berdasi Bawa Tuas Pompa BBM Viral, Warganet : Kayak Kenal
Ogoh-ogoh Tikus kantor [Tangkap Layar instagram]

Sejatinya ogoh-ogoh dengan tema serupa ini bukan hanya terjadi kali ini.

Pada tahun 2015, muda-mudi Hindu Pura Jalasidhi Amerta, Juanda, Sidoarjo, Kamis (19/3/2015) juga menampilkan Ogoh-ogoh Tikus Koruptor yang akan dibawah pada persembahyangan Tawur Agung Kesanga.

Ogoh-ogoh tersebut berupa sosok pria berkepala tikus menggunakan dasi dan menggemgam uang.

Sedangkan pada tahun 2024 kemarin, ogoh-ogoh tikus koruptor juga diarak keliling Desa Sumbermulyo Banyuwangi.

Baca Juga:Tradisi Hindu di Tengah Ramadan: 114 Ogoh-Ogoh Meriahkan Mataram dengan Toleransi Tinggi

Ogoh-ogoh tersebut patung buto sebagai simbol angkara murka yang diarak keliling desa sepanjang 3 kilometer dengan iringan musik baleganjur.

”Ogoh ogoh ini dibawa keliling desa,” ungkap Hadi Santoso, 46, Romo Mangku Pura Sindhu Gangga Sidayu, Dusun Ringinagung, Desa/Kecamatan Pesanggaran atau disapa Romo Hadi.

Sedangkan ogoh-ogoh tikus berdasi yang memanggul segepok uang pecahan Rp 100 ribu. Ogoh-ogoh tikus berdasi itu dilengkapi tulisan ”koruptor”.

”Ogoh-ogoh koruptor banyak mendapat perhatian warga,” jelas Romo Hadi.

Seperti halnya ogoh-ogoh koruptor, menurut Romo Hadi hal itu sebagai representasi maraknya kasus korupsi di Indonesia.

Baca Juga:Data Selular di Bali Mati Saat Nyepi Mulai Pukul 06.00 WITA

”Masalah korupsi masih belum bisa berantas,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, belakangan ini masyarakat dibuat resah karena dugaan kasus dugaan korupsi Pertamina dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerjasama periode 2018 hingga 2023.

Terungkapnya kasus ini bermula dari adanya keluhan masyarakat di beberapa daerah ihwal buruknya kualitas produk BBM Pertamina jenis RON 92 alias Pertamax.

Dari laporan tersebut, Kejagung lantas melakukan investigasi dan mengumpulkan data.

Berdasarkan alat bukti yang dikumpulkan tim penyidik, penyelidikan tersebut mengungkap adanya praktik ‘pengoplosan’ atau blending dalam produksi Pertamax dengan Pertalite atau RON 90.

Berdasarkan hasil penyelidikan, penyidik juga menemukan adanya kenaikan harga Pertamax serta besarnya subsidi dari pemerintah berkaitan dengan praktik ilegal di dalam tubuh Pertamina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini