Lebih dari Sekedar Lukisan, Memahami Krisis Dunia di Jimbafest 2024

Lukisan, foto, dan beragam karya visual lainnya yang terpajang di Crisis Visual Art Exhibition

Muhammad Yunus
Minggu, 27 Oktober 2024 | 16:04 WIB
Lebih dari Sekedar Lukisan, Memahami Krisis Dunia di Jimbafest 2024
Pameran Seni Visual Krisis di Jimbafest 2024, Sabtu (26/10/2024) [Suara.com/Putu Yonata Udawananda]

SuaraBali.id - Lukisan, foto, dan beragam karya visual lainnya yang terpajang di Crisis Visual Art Exhibition, Jimbaran menyimpan ceritanya tersendiri. Mereka menyimpan makna mendalam soal krisis yang dihadapi dunia saat ini.

Dari krisis pembangunan pariwisata di Bali hingga krisis kemanusiaan di Palestina juga tersirat dalam karya-karya tersebut. Pameran ini adalah bagian dari rangkaian Jimbafest 2024 yang berlokasi di gedung Jimba Art Hall.

CEO Jimbaran Hijau yang juga penggagas proyek ini, Putu Agung Prianta menjelaskan ide pameran ini berawal saat dirinya merasa tersadar akan kondisi dunia dalam keadaan krisis. Sehingga dia ingin publik memahami kondisi yang dihadapi dunia dalam balutan seni rupa.

“Saya ingin mengangkat topik krisis, saya merasa jengah dan mengalami dunia sedang dalam krisis,” ujar Agung pada Sabtu (26/10/2024).

Baca Juga:Baru Dibuka, Museum Saka di Bali Sudah Jadi Salah Satu Tempat Terbaik di Dunia

Selama dua bulan, Agung bersama kurator pameran ini, Yudha Bantono menggodok konsep dari pameran ini. Mereka juga turut mengajak 13 orang seniman untuk memamerkan karyanya. Dari seniman-seniman tersebut, 7 orang di antaranya merupakan seniman Indonesia seperti Made Bayak, Wayan Upadana, dan Tjandra Hutama. Selain itu, ada juga 5 orang seniman dari Australia dan seorang seniman dari Swiss.

Pameran tersebut masih akan dibuka selama sebulan ke depan hingga 26 November 2024 mendatang.

“Karya-karya itu sebetulnya diberikan kepada publik untuk memahami, ikut terlibat, mari membuat planet yang lebih baik,” ujar Yudha.

Yudha juga menjelaskan jika karya-karya tersebut menjadi pengingat tidak hanya bagi masyarakat, namun juga bagi pemimpin yang daerahnya dihantui krisis. Makna karya yang menyisipkan makna krisis sampah plastik, air bersih, pembangunan pariwisata juga dirasakan di Bali.

Sebelum pembukaan pameran tersebut, ditampilkan juga seni rupa pertunjukkan dengan melukis dan membakar kursi. Menurut Yudha, itu juga dapat ditafsirkan sebagai pengingat bagi pemimpin Bali agar tidak hanya sekedar mencari kursi tanpa mengurus krisis yang dirasakan masyarakat.

Baca Juga:Parkir di Pantai Honeymoon Jimbaran, Helm Melayang Motor Tergores

“Kalau anda mengejar kursi tapi tidak turun ke bawah, tidak melihat realita kerusakan yang terjadi bahwa Pulau Bali adalah krisis, lebih baik kursi dihilangkan aja,” tuturnya.

Helatan konser musik Jimbafest juga masih akan berlangsung Minggu (27/10/2024) dengan menampilkan musisi nasional seperti The Adams.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak