SuaraBali.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno turut berkomentar terhadap kembali menguatnya isu pembangunan Bandara Bali Utara di Kabupaten Buleleng. Meningkatnya isu pembangunan bandara tersebut terjadi karena adanya dukungan dari para penglingsir atau sesepuh Puri Agung di Bali.
Menanggapi hal tersebut, Sandiaga mengaku tidak berada di posisi mendukung atau menolak pembangunan tersebut. Namun, dia meminta agar pihak terkait harus memikirkan secara matang rencana tersebut.
Karena pembangunan tersebt harus memperhatikan aspek pariwisata Bali dan Indonesia yang harus berkualitas dan berkelanjutan.
“Kami sendiri tidak dalam posisi memberikan dukungan atau tidak memberikan dukungan. Tapi dalam mengawal pariwisata di Bali dan Indonesia untuk yang berkualitas kunjungan dan berwawasan keberlanjutan lingkungan harus dipikirkan secara matang,” ujar Sandiaga saat ditemui di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu (22/5/2024).
Baca Juga:Tempat Ini Satu-satunya di Karangasem yang Didatangi Delegasi WWF
Sandiaga mengetahui jika Bandara I Gusti Ngurah Rai memang menjadi satu-satunya bandara penopang pariwisata di Bali. Bandara tersebut kapasitasnya sudah mencapai kisaran 25-30 juta penumpang per tahun.
Menurut dia, angka tersebut sudah mendekati batas tertinggi dari beban yang mampu ditanggung Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Namun demikian, Sandiaga mengingatkan pentingnya tetap berpatokan agar tidak hanya menilai pariwisata berdasarkan angka kunjungan saja. Melainkan kualitas dan keberlanjutan pariwisata di daerah tersebut.
“Memang (Bandara) Ngurah Rai di angka sekarang 25-30 juta sudah mendekati batas atas dari kapasitasnya,” imbuh Sandiaga.
“Tapi keputusan tersebut tidak harus dilandasi bagaimana pariwisata kita tidak mengejar angka, tapi kualitas kunjungan dan keberlanjutan, tuturnya.
Baca Juga:Prabowo Subianto Dikenalkan Sebagai Pengganti Jokowi di WWF Bali
Selain alasan tersebut, Sandiaga juga menyebut jika pihaknya tengah mengembangkan ekosistem pariwisata Bali Barat-Banyuwangi. Ekosistem tersebut diharapkan saling terkoneksi dan saling mengembangkan.
Terutama juga untuk mengembangkan pariwisata di daerah Bali Barat.
Namun, untuk jalur udara pada ekosistem tersebut direncanakan untuk mengandalkan Bandara Banyuwangi dan aksesnya dikoneksikan via jalur darat ke Bali.
“Karena sekarang sudah ada bandara yang besar di Banyuwangi. Itu sekarang kita bangun ekosistem Bali Barat-Banyuwangi,” ujarnya.
Jadi mungkin bisa dioptimalkan melalui bandara Banyuwangi yang bisa terkoneksikan melalui jalur laut maupun jalur darat ke beberapa destinasi di Bali Barat,” pungkas Sandiaga.
Dia juga menilai jika wisatawan domestik lebih banyak mengunjungi bali via jalur darat dibandingkan jalur udara. Sebanyak 80 persen wisatawan domestik masuk ke Bali masuk via jalur darat, sementara hanya 10 persen melalui jalur udara dan sisanya melalui jalur laut.
Di sisi lain, Dirut PT. Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko menjelaskan jika sudah ada beberapa pejabat yang datang langsung ke rencana lokasi pembangunan Bandara Bali Utara. Bandara yang rencananya dibangun di Kecamatan Kubutambahan itu juga mendapat dukungan dari tokoh Puri Agung di Bali.
“Sepanjang tahun kemarin sudah menyaksikan kehadiran beberapa petinggi-petinggi negeri ke lokasi kami untuk menyakinkan bahwa ini sebuah kebutuhan,” ujarnya pada Selasa (21/5/2024) kemarin.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda